Tidak sedikit kasus di mana ada orang yang punya mobil tetapi tidak punya garasi mobil, sehingga ia harus parkir mobilnya di jalan depan rumahnya.
Jika jalan di depan rumah itu tidak masalah dengan keberadaan mobil, mungkin tidak terlalu masalah, akan tetapi terkadang mobil diparkir sudah memakan tempat separuh jalan dan membuat arus jalan menjadi macet dan membuat halangan dan kesusahan bagi warga.
Mengingat jalan tersebut adalah jalan umum, hendaknya seorang Muslim memperhatikan ajaran Islam bahwa termasuk keimanan adalah menyingkirkan “rintangan/gangguan” dari jalan semisal batu, kayu kecil duri dan lain-lain.
Nah, apabila rintangan itu sebesar mobil, tentu lebih tidak layak lagi diparkir dan menjadi gangguan di jalan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﺈِﻳْـﻤَﺎﻥُ ﺑِﻀْﻊٌ ﻭَﺳَﺒْﻌُﻮْﻥَ ﺃَﻭْ ﺑِﻀْﻊٌ ﻭَﺳِﺘُّﻮْﻥَ ﺷُﻌْﺒَﺔً، ﻓَﺄَﻓْﻀَﻠُﻬَﺎ ﻗَﻮْﻝُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺃَﺩْﻧَﺎﻫَﺎ ﺇِﻣَﺎﻃَﺔُ ﺍﻟْﺄَﺫَﻯ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖِ، ﻭَﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺀُ ﺷُﻌْﺒَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺈِﻳْـﻤَﺎﻥِ .
“Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh sekian cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan Laa ilaaha illaAllah (tiada sesembahan yang haq selain Allah), sedangkan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Seorang Muslim adalah orang yang Muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Hendaknya jangan sampai membuat gangguan bagi orang lain.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟﻤﺴْﻠِﻢُ ﻣَﻦْ ﺳَﻠِﻢَ ﺍﻟﻤﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ ﻣِﻦْ ﻟِﺴَﺎﻧِﻪِ ﻭَﻳَﺪِﻩِ
“Yang disebut dengan Muslim sejati adalah orang yang selamat orang Muslim lainnya dari (gangguan) lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hendaknya memperhatikan ketika beli mobil :
1. Tidak kredit di bank dengan riba
Jika tidak ada uang tidak perlu beli, jangan memaksakan.
Hidup apa adanya lebih menenangkan daripada hidup bergaya di atas utang.
Apabila sagat butuh, tidak harus mobil baru, mobil second juga bisa asalkan masih bagus mesinnya.
2. Jika tidak perlu sekali, cukup satu mobil saja satu rumah.
Terkadang belum sekali sudah beli mobil satu lagi (dengan riba dan kredit), satu mobil masuk garasi, satunya lagi parkir di jalan
3. Lebih baik kita mengorbankan ruang tamu rumah menjadi garasi, diubah menjadi garasi mobil atau diatur sedemikian rupa (bisa jadi dua fungsi).
Ini lebih baik daripada menganggu jalan orang lain.
Demikian semoga bermanfaat
*
@Gemawang, Yogyakarta Tercinta
Penyusun : Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Shared from Muslim Afiyah for android http://bit.ly/MuslimAfiyah
Gareng : "Apakah Romo pernah dicaci-maki seseorang..?"
Semar: "Pernah....!"
Petruk : "Pernahkah dimusuhi seseorang, Mo..?"
Semar : "Pernah....!"
Bagong : "Apa pernah dibenci seseorang, Mo..?"
Semar : "Pernah....!"
Gareng: "Apakah sampeyan juga pernah dihujat seseorang, Mo..?"
Semar: "Pernah....!"
Petruk: "Apakah semua itu dilakukan secara terang-terangan, Mo..?"
Semar : "Ada yang dilakukan secara terang-terangan, ada juga yang hanya dilakukan secara diam-diam dari belakang.."
Bagong : "Lantas apa yang Romo perbuat terhadap orang-orang itu..?"
Semar : "Thole, nggèr anak-anakku cah bagus, podo dirungokno yo..! Aku tidak balik mencaci-maki dia, akupun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan membencinya dan aku juga tidak berpikir akan membalas hujatannya.."
Gareng (penasaran) : "Kenapa bisa begitu, Mo..?"
Semar (sambil membetulkan duduknya) :
"karena pikiran serta hatiku tidak terfokus pada siapa yang mencaci-maki, siapa yang memusuhi, siapa yang membenci dan siapa yang menghujat."
"Pikiran dan hatiku hanya terfokus pada siapa yang menggerakkan lidah mereka sehingga mencaci-maki aku."
"Siapa yang menggerakkan jiwanya sehingga memusuhi aku,
Siapa yang menggerakkan hatinya, sehingga membenci aku."
"Dan siapa yang menggerakkan pikirannya, sehingga membuat mulutnya menghujat aku..."
Petruk : "Dia itu siapa, Mo..?"
Semar:
"Dialah GUSTI YANG Maha Pencipta. DIA-lah sebagai Maha yang berkuasa atas segala sesuatu yang sudah, belum, sedang dan yang akan terjadi."
"Hanya DIA-lah satu-satunya yang memberi kemampuan dan kekuatan pada orang-orang itu, sehingga lidahnya bisa mencaci maki, jiwanya bisa memusuhi, pikirannya bisa membenci dan bibirnya bisa menghujat diri ini. Tanpa-NYA tentu mustahil bisa terjadi."
"Sehingga aku beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan hujatan itu sengaja dihadirkan GUSTI ALLAH SWT agar jiwaku menjadi kuat melewati rintangan dan hatiku menghebat tatkala menghadapi ujian."
Jadi, adalah SALAH BESAR jika aku menyalahkan Orang-orang itu, apalagi membalasnya."
"Bagiku itu tidak perlu, bahkan aku berkeyakinan bahwa, segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini, tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba, semua sudah diatur sedemikian rupa oleh-NYA, maka apapun kenyataan yang aku terima kemarin, hari ini atau suatu hari nanti, tidak ada yg sia-sia."
"Bahkan dibalik semua itu, pasti ada hikmah yg terbaik yang bisa merubah kehidupanku agar menjadi lebih baik dari sebelumnya."
"Karena aku tahu, sesungguhnya GUSTI ALLAH itu MAHA BAIK."
"Anak-anakku, kowe kabeh (kamu semua) jangan terpengaruh kalau dihina."
"Hati jangan melambung kalau dipuji !"
"Tidak penting dianggap baik, yang penting terus belajar menjadi orang yang baik dan bertanggung jawab."
Itulah sekilas tentang ilmu Semar Mesem yang mudah disampaikan, namun sulit diamalkan (rodhok angèl nglakoni, tapi kita tetap hrs berusaha menjadi lebih baik).
Semoga Allah swt senantiasa mencurahkan, memberikan & melimpahkan karunia keberkahan dan kebahagiaan untuk kita semua !...
Aamiin.....
semoga selalu sehat dan dalam perlindungan Allah SWT
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم
الحمد لله ربّ العالمين
Dengan ini إن شاء اللّٰه Lembaga BILAL memberikan peluang bagi yang memenuhi kualifikasi terbaik untuk berangkat umroh di akhir tahun 2018/awal tahun 2019,
Dengan kriteria/syarat:
1. Akhwat, janda
2. Telah menjadi pengajar TPA minimal 15 tahun.
3. Hafal minimal 2juz
3. Belum pernah umroh dan belum pernah mendaftar umroh karena keterbatasan ekonomi.
4. Usia minimal 45 tahun.
5. mengumpulkan KK dan KTP ( scan kirim lewat email )
6. Tes wawancara
Penerimaan seleksi paling lambat tanggal 31 Juli 2018 *
CP : Ust Rustam Diyarhamudi
0852 8373 8638
Semoga info ini bisa bermanfaat dan jadi ladang amal buat kita semua.
شكرا كثيرا
Ust. Rustam Diyarhamudi Ahf
(Mudir BILAL)
Alamat : Komplek Timah CC III NO 19 Kel Tugu Kec Cimanggis Depok JABAR
email : diyarhamudi@gmail.com
www.bilal.or.id
NB: Diberikan kesempatan bagi para donatur untuk berpartisipasi dalam program Umrah Gratis untuk mereka yg berkhidmat untuk Al Quran, dipersilahkan menghubungi BILAL.
*jika kuota sudah terpenuhi pendaftaran akan di tutup
Pandai-pandailah mengatur waktu yang Allah Ta’ala berikan kepada kita.
Janganlah kalian menjadi "orang-orang yang merugi", seperti yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya 📖 [lihat QS. Al-Asr]
👉 Berikanlah bagian untuk menuntut "Ilmu Syar’i".
Sisihkanlah satu atau dua hari dalam seminggu untuk menghadiri Majelis Ilmu jika tidak mampu melakukannya sesering mungkin.
Jangan biarkan hari-hari kita penuh dengan kesibukan, namun kosong dari menuntut Ilmu dan berdzikir kepada Allah Ta’ala.
👉 Ingat, bahwa orang yang tidak meghadiri Majelis Ilmu dan tidak mau menuntut "Ilmu Syar’i", maka ia akan merugi di dunia dan di akhirat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga...”
📜 [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 6297]
Beliau ﷺ juga bersabda:
"Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di dekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya."
📜 [Hadits ini merupakan potongan dari hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah oleh: HR. Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah]
Beliau ﷺ juga menganjurkan kita untuk menghadiri majelis ilmu dengan sabdanya:
Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya, "Apakah taman syurga itu?" Beliau menjawab, "Halaqoh dzikir (Majelis Ilmu)."
📜 [Riwayat At Tirmidzi dan dishahihkan Syeikh Salim bin Ied Al Hilali dalam Shahih Kitabul Adzkar 4/ 4]
ℹ Berikut beberapa faidah keutamaan menghadiri Majelis Ilmu:
• Mengamalkan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan Rasulullah ﷺ, serta mencontoh jalan hidup para salafusshalih.
• Mendapatkan ketenangan.
• Mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
• Dipuji Allah di hadapan para malaikat.
• Mengambil satu jalan mendapatkan warisan para Rasul.
• Mendapatkan ilmu dan adab dari seorang alim.
Seseorang (yang hatinya lurus) akan iri apabila melihat orang-orang yang lebih muda darinya lebih bersemangat dan lebih awal mendatangi Majelis Ilmu.
Ia akan merasa iri pada saat melihat anak-anak kecil dan para pemuda telah hafal Al-Qur'an.
Ia menyesali masa mudanya yang tidak dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghafal dan menuntut "Ilmu Syar'i".
➡ Akibatnya, ketika ia berkeinginan menghafal dan menuntut ilmu di masa tuanya, banyak kesibukan dan banyak teman-temannya yang menyita waktunya siang dan malam, hanya untuk sesuatu yang tidak membawanya lebih mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.
al-Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) -rahimahullaah- mengatakan,
“Belajar hadits di waktu kecil bagai mengukir di atas batu.”
📃 [Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/ 357, no. 482)]
Oleh karena itu, sebelum kita disibukkan oleh orang lain, direpotkan berbagai urusan, dan menyesal seperti orang yang mengalaminya, maka manfaatkanlah masa muda untuk menuntut "Ilmu Syar’i".
Ini bukan berarti orang yang sudah tua boleh berputus asa dalam menuntut ilmu, namun seluruh umur yang kita miliki adalah kesempatan untuk menuntut ilmu karena ia adalah ibadah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya keyakinan (kematian).”
📖 [Al-Hijr: 99]
Oleh karena itu, para remaja maupun orang tua, laki-laki maupun wanita, segeralah bertaubat kepada Allah Ta’ala atas segala apa yang telah luput dan berlalu.
Sekarang mulailah menuntut ilmu, menghadiri Majelis Ta’lim (Majelis yang isi kajiannya "Ilmu Syar'i"), belajar dengan benar dan sungguh-sungguh, dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba.
Ketika ditanyakan kepada Imam Ahmad, “Sampai kapankah seseorang menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab, “Sampai meninggal dunia (mati).”
📃 [Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 77)]
Baarokallohu Fiikum
📝 Admin MCS
•════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ════•
🕋 Menebar Cahaya Sunnah
【Channel Telegram】
@MenebarCahayaSunnahMCS
Klik ⤵
https://t.me/MenebarCahayaSunnahMCS
•════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ════•
🔈 Silahkan disebar kiriman ini tanpa merubah isinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullohu Khoyron.
〰〰〰〰➰〰〰〰
💎 Allah Sesuai Prasangka HambaNya💎
〰〰〰〰➰〰〰〰
🍁السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه🍁
————————————————
📋Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
~~~~~
“Aku Bersama Dengan Prasangkaan Hamba Pada-Ku”
(Muttafaqun ‘Alaih).
✅Hadits ini mengajarkan kepada kita bagaimana seorang muslim Harus Husnudzon Kepada Allah dan memiliki sikap roja‘ (harap) padaNya.
🗞Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat Tiga Hari Sebelum Wafatnya Beliau,
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
“Janganlah salah seorang diantara kalian mati melainkan ia harus ber-Husnudzon kepada Allah”
(HR. Muslim no. 2877).
🔰 Husnudzon pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam do’a. Ketika kita berdo’a pada Allah kita harus yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya do’a dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya do’a.
Karena ingatlah bahwasanya Do’a itu Begitu Ampuh Jika Seseorang Ber-Husnudzon Kepada Allah
📖Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-KU, niscaya akan KUperkenankan bagimu.” (QS Ghofir/Al Mu’min : 60)
🌏Sumber : https://rumaysho.com/2298-sesuai-persangkaan-hamba-pada-allah.html
〰〰〰〰➰〰〰〰
🍁وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ🍁
————————————————
✍ Oleh: Al-Ustadz Abuz Zubair Al-Hawariy Lc. (Hafidzahullah)
Saudaraku.....
Sudahkan engkau memilih orang-orang yang akan berdiri kelak mengisi shaf-shafmu, dibelakang jenazahmu ketika kamu disholatkan?
Pertanyaan yang aneh, barangkali membingungkan, apa mungkin kita memlilih orang-orang yang menyolatkan jenazah kita?
Apa mungkin kita memilih orang orang yang mendoakan kita?
Adalah hal yang lazim, bahwa biasanya yang menyolatkan sesorang adalah orang yang mencintainya, teman-teman dekatnya, karib kerabat dan orang-orang yang mengenalnya. Merekalah yang lazimnya berdiri kelak di shaf, dibelakang jenazahnya ketika disholatkan.
Sudahkan anda berpikir?
Siapakah kelak yang menangis disisi anda ketika anda meregang nyawa, menghembuskan nafas terakhir dan mentalqinkan anda “Laa illaha ilallahu”?
Sudahkah anda berpikir?
Siapakah kelak yang akan memandikan jasad anda dan mengkafankan tubuh anda ?
Sudahkah anda berpikir?
Siapakah kelak yang akan akan menyolatkan anda, mengantarkan kekuburan, bahkan menurunkan ke liang lahat?
Lalu siapa pula yang berdiri, dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar engkau diberi keteguhan saat ditanya malaikat di alam barzah.
Sekarang cobalah lihat ketika jenazah diantar ke kuburan?
Cobalah lihat siapa yang mengantar ke kuburan?
Bukankah orang orang yang sama seperti yang diantar?
Bukankah orang-orang yang sama, yang dekat, yang ketika di dunia saling mengenal dan mencintai?
Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
“Jangan kamu bersahabat melainkan dengan orang yang mukmin dan jangan berikan makan kecuali kepada orang yang bertakwa.”
📁[Hadis riwayat Abu Daud dan at-Tirmizi]
Bukankah perumpamaan teman yang baik seperti penjual wangi wangian? Sedangkan perumpamaan teman yang buruk seperti pandai besi?
Saudaraku.....
Inilah realita didunia, lebih baik kita menelan pahit di dunia, daripada kita menelan pil pahit di yaumil qiyamah kelak.
Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka untuknya.”
📗(HR. Muslim no. 948)
Tidaklah kita ingin orang-orang sholeh, mendoakan disampingmu, ketika anda wafat?
Lalu mentalqinkanmu, lalu memandikanmu, mengkafankanmu, menyolatkanmu, mengantarkan dan menurunkan jenazahmu ke liang lahat sesuai sunnah Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam?
Kemudian setelah itu mereka menengadahkan kedua tangan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, memintakan ampunan kepadamu.
Tidak pernahkah engkau membayangkan betapa indahnya ini?
Ketahuilah ketika anda wafat, orang yang bersedih adalah orang orang yang mengenal anda.
Ketahuilah ketika anda wafat, orang yang menangis adalah orang yang mengenal anda.
Maka dari sekarang, wahai saudara saudariku....
Pilih orang-orang yang akan menyolatkanmu kelak dan yang mendoakanmu kelak. Apakah engkau akan memilih orang-orang yang sholeh atau orang-orang yang maksiat?
Apakah engkau mengira bahwa kelak, yang akan mendoakan dan menyolatkanmu adalah orang-orang yang mengajakmu ke majelis ilmu (taman-taman syurga) atau orang yang mengajakmu bermain bola?
Yang mengajakmu hura-hura, yang mengajakmu menonton sinetron dan drama?
Apakah engkau ingin yang menyolatkanmu kelak adalah orang-orang yang rajin membaca al qur'an dan ketika berbicara mengatakan “Qalallahu atau Qala Rosulullahu Shalallahu 'Alaihi Wasallam?” Ataukah orang yang selalu berkata kasar, kotor, keji dan menyampaikan berita berita yang tidak baik kepada anda?
Siapa yang anda inginkan menyolatkan anda kelak?
Apakah yang anda pilih orang-orang yang berdiri shaf-shaf sholat lima waktu dimasjid masjid kaum muslimin?
Ataukah orang yang tidak sholat, sibuk bermain gitar, domino dsb ?
Pilih Saudaraku.......
Oleh karena itu, jangan berteman kecuali dengan orang yang sholeh, jangan bersahabat kecuali dengan orang yang bertaqwa, dan berusahalah untuk bersahabat dengan orang-orang mukmin yang bertauhid dan tidak menyukutukan Allah dengan suatu apapun.
Mudah-mudahan kelak mereka yang akan mendoakanmu dan mereka yang menyolatkanmu, sehingga mereka yang akan menjadi syafaatmu di yaumil akhir kelak.
Aamiin......
Pandai-pandailah mengatur waktu yang Allah Ta’ala berikan kepada kita.
Janganlah kalian menjadi "orang-orang yang merugi", seperti yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya 📖 [lihat QS. Al-Asr]
👉 Berikanlah bagian untuk menuntut "Ilmu Syar’i".
Sisihkanlah satu atau dua hari dalam seminggu untuk menghadiri Majelis Ilmu jika tidak mampu melakukannya sesering mungkin.
Jangan biarkan hari-hari kita penuh dengan kesibukan, namun kosong dari menuntut Ilmu dan berdzikir kepada Allah Ta’ala.
👉 Ingat, bahwa orang yang tidak meghadiri Majelis Ilmu dan tidak mau menuntut "Ilmu Syar’i", maka ia akan merugi di dunia dan di akhirat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga...”
📜 [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 6297]
Beliau ﷺ juga bersabda:
"Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di dekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya."
📜 [Hadits ini merupakan potongan dari hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah oleh: HR. Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah]
Beliau ﷺ juga menganjurkan kita untuk menghadiri majelis ilmu dengan sabdanya:
Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya, "Apakah taman syurga itu?" Beliau menjawab, "Halaqoh dzikir (Majelis Ilmu)."
📜 [Riwayat At Tirmidzi dan dishahihkan Syeikh Salim bin Ied Al Hilali dalam Shahih Kitabul Adzkar 4/ 4]
ℹ Berikut beberapa faidah keutamaan menghadiri Majelis Ilmu:
• Mengamalkan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan Rasulullah ﷺ, serta mencontoh jalan hidup para salafusshalih.
• Mendapatkan ketenangan.
• Mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
• Dipuji Allah di hadapan para malaikat.
• Mengambil satu jalan mendapatkan warisan para Rasul.
• Mendapatkan ilmu dan adab dari seorang alim.
Seseorang (yang hatinya lurus) akan iri apabila melihat orang-orang yang lebih muda darinya lebih bersemangat dan lebih awal mendatangi Majelis Ilmu.
Ia akan merasa iri pada saat melihat anak-anak kecil dan para pemuda telah hafal Al-Qur'an.
Ia menyesali masa mudanya yang tidak dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghafal dan menuntut "Ilmu Syar'i".
➡ Akibatnya, ketika ia berkeinginan menghafal dan menuntut ilmu di masa tuanya, banyak kesibukan dan banyak teman-temannya yang menyita waktunya siang dan malam, hanya untuk sesuatu yang tidak membawanya lebih mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.
al-Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) -rahimahullaah- mengatakan,
“Belajar hadits di waktu kecil bagai mengukir di atas batu.”
📃 [Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/ 357, no. 482)]
Oleh karena itu, sebelum kita disibukkan oleh orang lain, direpotkan berbagai urusan, dan menyesal seperti orang yang mengalaminya, maka manfaatkanlah masa muda untuk menuntut "Ilmu Syar’i".
Ini bukan berarti orang yang sudah tua boleh berputus asa dalam menuntut ilmu, namun seluruh umur yang kita miliki adalah kesempatan untuk menuntut ilmu karena ia adalah ibadah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya keyakinan (kematian).”
📖 [Al-Hijr: 99]
Oleh karena itu, para remaja maupun orang tua, laki-laki maupun wanita, segeralah bertaubat kepada Allah Ta’ala atas segala apa yang telah luput dan berlalu.
Sekarang mulailah menuntut ilmu, menghadiri Majelis Ta’lim (Majelis yang isi kajiannya "Ilmu Syar'i"), belajar dengan benar dan sungguh-sungguh, dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba.
Ketika ditanyakan kepada Imam Ahmad, “Sampai kapankah seseorang menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab, “Sampai meninggal dunia (mati).”
📃 [Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 77)]
Baarokallohu Fiikum
📝 Admin MCS
•════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ════•
🕋 Menebar Cahaya Sunnah
【Channel Telegram】
@MenebarCahayaSunnahMCS
Klik ⤵
https://t.me/MenebarCahayaSunnahMCS
•════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ════•
🔈 Silahkan disebar kiriman ini tanpa merubah isinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullohu Khoyron.