Sabtu, 24 Agustus 2019

RENUNGAN PAGI ๐ŸŒ… KITA DAN MEREKA



ูƒُู„ُّู†َุง ุงَุดْุฎَุงุตٌ ุนَุงุฏِูŠٌّ ูِู‰ ู†َุธْุฑِ ู…َู†ْ ู„ุงَ ูŠَุนْุฑِูُู†َุง

Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yg tidak mengenal kita.._*

ูˆَูƒُู„ُّู†َุง ุงَุดْุฎَุงุตٌ ุฑَุงุฆِุนُูˆْู†َ ูِู‰ ู†َุธْุฑِ ู…َู†ْ ูŠَูْู‡َู…ُู†َุง

Kita adalah orang yg menarik di mata orang yang memahami kita.._*

ูˆَูƒُู„ُّู†َุง ุงَุดْุฎَุงุตٌ ู…ُู…َูŠِّุฒُูˆْู†َ ูِู‰ ู†َุธْุฑِ ู…َู†ْ ูŠُุญِุจُّู†َุง

Kita istimewa dalam penglihatan orang-orang yg mencintai kita..

ูˆَูƒُู„ُّู†َุง ุงَุดْุฎَุงุตٌ ู…َุบْุฑُูˆْุฑُูˆْู†َ ูِู‰ ู†َุธْุฑِ ู…َู†ْ ูŠَุญْุณُุฏُู†َุง

Kita adalah pribadi yang menjengkelkan di mata orang-orang yang hasad pada kita..

ูˆَูƒُู„ُّู†َุง ุงَุดْุฎَุงุตٌ ุณَูŠِّุฆُูˆْู†َ ูِู‰ ู†َุธْุฑِ ู…َู†ْ ูŠَุญْู‚ِุฏُ ุนَู„َูŠْู†َุง

_Kita adalah orang jahat dimata orang-orang yang iri pada kita..

ู„ِูƒُู„ِّ ุดَุฎْุตٍ ู†َุธْุฑَุชُู‡ُ، ูَู„ุงَ ุชَุชْุนَุจْ ู†َูْุณَูƒَ ู„ِุชُุญْุณِู†َ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ุขุฎَุฑِูŠْู†َ

Pada akhirnya, setiap orang punya persepsi masing masing. Maka tak usah berlelah-lelah agar tampak baik di mata orang lain..

 ูŠَูƒْูِูŠْูƒَ ุฑِุถَุง ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุนَู†ْูƒَ ، ุฑِุถَุง ุงู„ู†َّุงุณِ ุบَุงูŠَุฉٌ ู„ุงَ ุชُุฏْุฑَูƒ

Cukuplah bila Alloh ridho padamu. Sungguh mencari ridha manusia adalah tujuan yg tak akan pernah tercapai.._*

ูˆَุฑِุถَุง ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุบَุงูŠَุฉٌ ู„ุงَ ุชُุชْุฑَูƒ ، ูَุงุชْุฑُูƒْ ู…َุง ู„ุงَ ูŠُุฏْุฑَูƒْ ، ูˆَุงَุฏْุฑِูƒْ ู…َุง ู„ุงَ ูŠُุชْุฑَูƒْ

Sedangkan ridha Alloh adalah tujuan yang tidak boleh ditinggalkan._*
Maka tinggalkan apa yang tak bisa kau capai, dan fokuslah pada sesuatu yang tidak boleh kau tinggalkan ...

✍๐Ÿป Syaikh Ali Mustofa Thantawi -rahimahullah-

♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
Jazakumullahu khairan
๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹
๐Ÿ’ก Ingin mendapatkan kiriman:
♻ Renungan Pagi
♻ Tadabbur Al Quran
♻ Poster Dakwah
♻ Video Nasihat
♻ Info Pelatihan & Pendidikan Tahfizhul Quran AMT
๐Ÿ’  Daftarkan dalam broadcast dakwah :
Nama-asal-No.WA ke : 081394400166
๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹
๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ
dr.Faizal Abdillah Shahib
[Direktur Al Quran Memorization Training Centre Indonesia]

Rabu, 07 Agustus 2019

°°REZEKI YANG TIDAK DISADARI°°


Dulu, saya mengira sholat dhuha, sholat tahajjud, membaca Al Qur'an dan membaca zikir itu dapat menjadi penyebab terbukanya  pintu rezeki (dapat kekayaan harta).

Padahal justru ibadah-ibadah itu sendiri adalah rezeki.

Karena yg saya pahami bahwa rezeki itu adalah berwujud uang, gaji yg besar, banyak order , banyak job, urusan kerjaan lancar, banyak tabungan di bank, punya banyak aset, seperti kendaraan, properti disana-sini

Intinya rezeki itu adalah: "HARTA"

Namun setelah mencari tahu lebih dalam tentang apa makna rezeki dalam Islam, ternyata saya salah besar

Bahwa ternyata, langkah kaki yang dimudahkan untuk hadir ke majelis ilmu, itu adalah rezeki.

Langkah kaki yg dimudahkan untuk shalat berjamaah di masjid adalah rezeki.

Hati yg Allah jaga jauh dari sifat iri hati, dengki, dan kebencian, adalah rezeki.

Punya temen yang sholeh dan saling mengingatkan dalam kebaikan, itu juga rezeki.

Saat keadaan sulit serta penuh keterbatasanpun itu juga rezeki, karena mungkin jika kita dalam keadaan sebaliknya justru akan membuat kita condong bersikap kufur, sombong, angkuh dan bisa lupa diri.

Punya orang tua yang sakit-sakitan, ternyata itu adalah rezeki, karena itu  merupakan ladang amal pembuka pintu surga bila kita tulus Ikhlas mengurusnya.

Tubuh yang sehat adalah rezeki.
Bahkan saat diuji dengan sakit, itu juga bentuk lain dari rezeki karena sakit adalah penggugur dosa.

Dan mungkin akan ada jutaan list lainnya bentuk2 rezeki yang kita tidak sadari.

Suami istri dan anak2 sehat itu rezeki, anak-anak dapat bersekolah lancar itu rezeki.

Hidup rukun sama tetangga itu juga rezeki.

Bahkan bila Anda mendapatkan kiriman kajian tausiah keagamaan yg mengajak dan mengingatkan tentang kebajikan, itu juga rezeki, karena Anda akan mendapatkan ilmu darinya.

Justru yang harus kita waspadai adalah ketika hidup kita serba berkecukupan, penuh dengan kemudahan dan kesenangan, padahal begitu banyak hak Allah yang belum mampu atau tidak kita tunaikan.

Astaghfirullah

 ۚ ๏ปญَ๏ปฃَ๏บŽ ูฑ๏ปŸْ๏บคَ๏ปดَ๏ปฎٰ๏บ“ُ ูฑ๏ปŸ๏บชُّ๏ปงْ๏ปดَ๏บŽٓ ๏บ‡ِ๏ปปَّ ๏ปฃَ๏บ˜َٰ๏ปŠُ ูฑ๏ปŸْ๏ปُ๏บฎُ๏ปญ๏บญِ

"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu" (๐Ÿ“–Al-Hadid - 57:20)

Semoga bermanfaat

Barokallohufikum

Selasa, 23 Juli 2019

๐Ÿ•˜ W A K T U๐Ÿ•ž


Berhati2 dalam mengunakan waktu yg di titipkan oleh allah
        
Kalau Di Masa Lalu Kita Belajar Waktu Adalah Uang, 

Mulai Saat Ini Mari Kita  Belajar !!! 

Waktu  Adalah  Nafas ".
Waktu  Adร lah Ibadah".

Waktu Adalah Nafas Yang Setelah Terlewat Tidak Akan Bisa Kembali

WAKTU Adalah Ibadah Karena  Setiap Detik Harus Bernilai Ibadah. Apa Pun Aktivitasnya.

Manusia Sesungguhnya Hanya Pengendara Di Atas Punggung Usianya. 

Digulung Hari Demi Hari, Bulan Dan Tahun Tanpa Terasa.

Nafas Kita Terus Berjalan Seiring Jalannya Waktu, Setia Menuntun Kita Ke Pintu Kematian.

Sesungguhnya Dunia-Lah Yang Makin Kita Jauhi ...Dan

Liang Kubur-Lah Yang Makin Kita Dekati...

1 Hari Berlalu, Berarti 1 Hari Pula Berkurang Usia Kita.

Umur Kita Yang Tersisa Di Hari Ini Sungguh Tidak Ternilai Harganya, 

Sebab Esok Hari Belum Tentu Jadi Bagian Dari Diri Kita.

Karena Itu, Jangan Biarkan HARI INI  Berlalu Tanpa KEBAIKAN Yang Bisa Kita LAKUKAN,

JANGAN Tertipu Dengan USIA MUDA, Karena SYARAT Untuk MATI Tidaklah Harus TUA.

JANGAN Terperdaya Dengan Badan Sehat, Karena SYARAT  MATI Tidak Pula Harus SAKIT....

Teruslah

Berbuat Baik…

Berkata Baik…

WALAU Tidak Banyak Orang Yang Mengenali Kebaikan Kita, Tapi KEBAIKAN Yang Kita Lakukan Adalah KEBAHAGIAAN Dimana Perbuatan BAIK Kita Akan Terus Dikenang Oleh Mereka Yang Kelak Kita Tinggalkan.
Jadilah Seperti AKAR Yang TIDAK TERLIHAT, Tapi Tetap MENYOKONG KEHIDUPAN...

Jadilah Seperti JANTUNG Yang TIDAK TERLIHAT, Tapi Terus BERDENYUT Setiap Saat TANPA HENTI; 

Hingga Membuat Kita TERUS HIDUP, Sampai BATAS WAKTUNYA Untuk BERHENTI...

Mari... Jadikan Hari Ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin.dan Hari Esok Harus Lebih Baik Dari Hari ini.

#Semangat motivasi kehidupan ke arah yang lebih baik#

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu Di Masjid


  

1.Dimudahkan jalannya menuju surga
Orang yang keluar dari rumahnya menuju masjid untuk menuntut ilmu syar’i, maka ia sedang menempuh jalan menuntut ilmu. Padahal Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ู…َู† ุณู„َูƒ ุทุฑูŠู‚ًุง ูŠุทู„ُุจُ ููŠู‡ ุนِู„ْู…ًุง، ุณู„َูƒ ุงู„ู„ู‡ُ ุจู‡ ุทุฑูŠู‚ًุง ู…ِู† ุทُุฑُู‚ِ ุงู„ุฌَู†َّุฉِ
Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

2. Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat
Orang yang mempelajari Al Qur’an di masjid disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendapat ketenangan, rahmat dan pemuliaan dari Malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ูˆَู…َุง ุงุฌْุชَู…َุนَ ู‚َูˆْู…ٌ ูِู‰ ุจَูŠْุชٍ ู…ِู†ْ ุจُูŠُูˆุชِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูŠَุชْู„ُูˆู†َ ูƒِุชَุงุจَ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَูŠَุชَุฏَุงุฑَุณُูˆู†َู‡ُ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ْ ุฅِู„ุงَّ ู†َุฒَู„َุชْ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ُ ุงู„ุณَّูƒِูŠู†َุฉُ ูˆَุบَุดِูŠَุชْู‡ُู…ُ ุงู„ุฑَّุญْู…َุฉُ ูˆَุญَูَّุชْู‡ُู…ُ ุงู„ْู…َู„ุงَุฆِูƒَุฉُ ูˆَุฐَูƒَุฑَู‡ُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูِูŠู…َู†ْ ุนِู†ْุฏَู‡
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).
Makna dari ูˆَุญَูَّุชْู‡ُู…ُ ุงู„ْู…َู„ุงَุฆِูƒَุฉُ “mereka akan dilingkupi para malaikat“, dijelaskan oleh Al Mula Ali Al Qari:
ู…َุนْู†َุงู‡ُ ุงู„ْู…َุนُูˆู†َุฉُ ูˆَุชَูŠْุณِูŠุฑُ ุงู„ْู…ُุคْู†َุฉِ ุจِุงู„ุณَّุนْูŠِ ูِูŠ ุทَู„َุจِู‡ِ
“Maknanya mereka akan ditolong dan dimudahkan dalam upaya mereka menuntut ilmu” (Mirqatul Mafatih, 1/296).

3. Merupakan jihad fi sabilillah
Orang yang berangkat ke masjid untuk menuntut ilmu syar’i dianggap sebagai jihad fi sabilillah. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ู…َู† ุฏุฎَู„ ู…ุณุฌِุฏَู†ุง ู‡ุฐุง ู„ِูŠุชุนู„َّู…َ ุฎูŠุฑًุง ุฃูˆ ูŠُุนู„ِّู…َู‡ ูƒุงู† ูƒุงู„ู…ُุฌุงู‡ِุฏِ ููŠ ุณุจูŠู„ِ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆู…َู† ุฏุฎَู„ู‡ ู„ุบูŠุฑِ ุฐู„ูƒَ ูƒุงู† ูƒุงู„ู†َّุงุธุฑِ ุฅู„ู‰ ู…ุง ู„ูŠุณ ู„ู‡
Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya” (HR. Ibnu Hibban no. 87, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid, 69).

4. Dicatat sebagai orang yang shalat hingga kembali ke rumah
Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis ilmu dan selama ada di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ุฅุฐุง ุชَูˆุถَّุฃَ ุฃุญุฏُูƒُู… ููŠ ุจูŠุชِู‡ِ ، ุซู…َّ ุฃุชَู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏَ ، ูƒุงู† ููŠ ุตู„ุงุฉٍ ุญุชَّู‰ ูŠุฑุฌุนَ ، ูู„ุง ูŠูุนู„ْ ู‡ูƒَุฐุง : ูˆ ุดุจَّูƒَ ุจูŠู†َ ุฃุตุงุจุนِู‡ِ
Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini.. (kemudian beliau mencontohkan tasybik dengan jari-jarinya)” (HR. Al Hakim no. 744, Ibnu Khuzaimah, no. 437, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/101).
Tasybik adalah menjalin jari-jemari.

5. Dicatat amalannya di ‘illiyyin
Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu) hingga waktu shalat selanjutnya (semisal pengajian antara maghrib dan isya), maka ia terus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ุตู„ุงุฉٌ ููŠ ุฅุซุฑِ ุตู„ุงุฉٍ ู„ุง ู„ุบูˆَ ุจูŠู†َู‡ู…ุง ูƒุชุงุจٌ ููŠ ุนู„ِّูŠِّูŠู†َ
Seorang yang setelah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap di sana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) di antara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin” (HR. Abu Daud no. 1288, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Dijelaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Amir Ar Ruhaili hafizhahullah:
ูˆุงู„ูƒุชุงุจ ููŠ ุงู„ุนู„ِّูŠِّูŠู†َ ูƒุชุงุจ ู„ุง ูŠูƒุณุฑ ูˆ ูŠูุชุญ ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ู…ุญููˆุธ ู„ุง ูŠู†ู‚ุต ู…ู†ู‡ ุดูŠุฆ
“Catatan amal di ‘illiyyin adalah catatan amal yang tidak akan rusak dan tidak akan dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak akan terkurangi sedikit pun”
Dan tentu saja orang yang menuntut ilmu di masjid akan mendapat semua keutamaan menuntut ilmu secara umum yang ini jumlahnya banyak sekali.
Semoga Allah Ta’ala menambahkan semangat kepada untuk terus menuntut ilmu syar’i, terutama di zaman penuh syubuhat dan fitnah ini.

Semoga Allah memberi taufik.
***

Faidah dari kajian Fiqhu Al Mashalih wal Mafasid, oleh Syaikh Sulaiman bin Amir Ar Ruhaili


Kamis, 27 Juni 2019

KARENA APA AIR MATAMU MENANGIS..?


Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketakwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan…

Menangis karena Allah terjadi manakala seorang hamba melihat kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk…

Menangis manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabbnya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya…

Abu Sa’id berkata : “Pada suatu hari, aku melihat Manshur bin Zadzan berwudhu. Usai berwudhu, kedua matanya mengucurkan air mata. Ia menangis terus hingga suaranya semakin keras. Aku berkata kepadanya : “Ada apa denganmu, semoga Allah merahmatimu”. Manshur bin Zadzan berkata : “Adakah sesuatu yang lebih besar dari urusanku ? Aku ingin berdiri di depan Dzat yang tidak tidur dan mengantuk. Tapi aku khawatir Dia memalingkan muka dariku”. Demi Allah, aku menangis karena perkataannya itu” (Shifatus Shafwah II/12).

Muhammad bin Naahiah berkata : “Aku shalat shubuh bermakmum di belakang al-Fudhail, dia membaca surat al-Haqqah. Ketika tiba pada bacaan : “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya” (QS. Al-Haqqah [69]: 30). Al-Fudhail tidak bisa membendung tangisannya” (Siyar A’laam an-Nubalaa’ VIII/444).

Dari Ali bin Zaid, dia berkata : “Suatu malam al-Hasan ada di rumah kami. Pada tengah malam dia menangis. “Wahai Abu Sa’id, semalam engkau telah membuat keluargaku menangis semua”, kataku. Dia berkata : “Wahai Ali, sesungguhnya aku berkata kepada diriku sendiri : “Wahai Hasan, boleh jadi Allah melihatmu karena sebagian musibah yang menimpamu, lalu Dia berfirman : “Berbuatlah sesukamu, karena Aku tidak menerima sedikit pun dari amalmu” (Az-Zuhd no.1608 oleh Imam Ahmad).

Wahai Saudaraku, air mata apakah yang selalu menetes dari mata ini…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut dan harap kepada Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena sangat rindu ingin bertemu dengan Rasulullah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena dosa-dosa dan maksiat yang telah dilakukan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut orang tua nantinya diazab Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut akan su’ul khatimah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan alam kubur…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan nasib di akhirat kelak…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan Surga dan Neraka Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya hilang pahala akhirat…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya waktu yang terbuang sia-sia…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diketahui…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diamalkan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya harta dikeluarkan untuk sedekah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya hadir di majelis taklim…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat tahajjud di malam hari…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat dua raka’at sebelum shubuh…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat berjamaah di masjid…?

Pernahkah air mata ini menetes karena melihat penderitaan kaum muslimin di tempat lain…?

Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata : “Menangislah kalian…karena sesungguhnya para penghuni Neraka itu menangis padahal tidak ada yang merasa kasihan dengan tangisan mereka, maka menangislah sekarang…karena tangisan kalian saat ini masih dikasihani” (Az-Zuhd no.1101 oleh Imam Ahmad).

Wahai Saudaraku…
Menangislah sebelum menyesal, sebab perjalanan sangatlah jauh dan bekal hanya sedikit…
datangilah majelis tangis…
majelis yang mengingatkan akan negeri akhirat…
majelis yang dapat menyuburkan iman dan taqwa…
majelis yang didalamnya dibacakan ayat-ayat Allah… majelis yang dibacakan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam…yang semua itu menyebabkan air matamu berlinang dan hati ini tunduk, bergetar serta takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla…

✍ Ust Najmi Umar Bakkar

https://bbg-alilmu.com/archives/30418

๐Ÿƒ๐Ÿƒ====๐ŸŒธ๐ŸŒผ๐Ÿ’ฆ๐ŸŒป๐Ÿ’ฆ๐ŸŒผ๐ŸŒธ===๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Kamis, 13 Juni 2019

RAMUAN KHUSUS LELAKI





1. Sudah tahukah KAUM LELAKI bahwa Rasulullah tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah, sejak sholat diwajibkan malam Isra' Mi'raj hingga sholat terakhir dalam hidup beliau ?

2. Tahukah KAUM LELAKI bahwa banyak di antara para ulama yang seumur hidupnya tidak pernah sholat fardhu sendirian dan selalu berjamaah sampai akhir hayat mereka ?

3. Tahukah KAUM LELAKI bahwa diantara mereka ada yang rela walaupun harus membayar orang demi menemani sholat berjamaah ?

4. Tahukah KAUM LELAKI bahwa ada sebagian ulama yang pernah menangis selama 40 hari karena merasa rugi yang amat mendalam sebab tertinggal 1 (satu) sholat fardhu berjamaah saja ?

5. Tahukah KAUM LELAKI bahwa bila anda solat berjamaah maka sholat anda dapat dipastikan diterima oleh ​ุงَู„ู„ّู‡ُ ?

6. Tahukah KAUM LELAKI bahwa khusus utk sholat isya' dan subuh berjamaah berpahala seperti sholat setengah malam dan semalam suntuk ?

7. Tahukah KAUM LELAKI bahwa orang yang sholat subuh berjamaah, maka di hari itu kehidupannya dibawah perlindungan ​ุงَู„ู„ّู‡ُ !! Artinya, bila ada orang yang mengusiknya maka dia berurusan langsung dengan ​ุงَู„ู„ّู‡ُ ?

8. Tahukah KAUM LELAKI bahwa karena begitu beratnya hukum solat berjamaah sehingga dalam Madzhab Hanafi difatwa-kan bahwa hukum sholat berjamaah adalah wajib ?

9. Tahukah KAUM LELAKI bahwa dalam madzhab kita asysyafi'i sholat berjamaah hukumnya fardhu kifayah sehingga bila dalam sebuah perkampungan penduduknya tidak ada yang sholat berjamaah, maka sekampung itu berdosa semua karena meninggalkan berjamaah, jd berdosa-nya bukan karena meninggalkan sholat?

10. Tahukah KAUM LELAKI bahwa syaitan akan berleluasa berkuasa di sebuah perkampungan, bila penghuninya tidak ada yang solat berjamaah?

11. Tahukah KAUM LELAKI bahwa dalam suatu hadits, Rasulullah SAW sempat mengancam bahkan Rasulullah SAW mengancam kepada orang yang meninggalkan sholat berjamaah hingga berkeinginan membakar rumah mereka!

12. Tahukah KAUM LELAKI bahwa sahabat Ibnu Mas'ud RA, pernah mengatakan "kami saksikan saat Nabi Muhammad SAW masih hidup tidak seorangpun, ada yang  meninggalkan solat berjamaah kecuali hanya orang-2 munafik tulen!"

13.  Semoga mendapat hidayah bersama. Yok kita utamakan shalat berjama'ah walau sesibuk apapun... Itu Baru Laki2

Selasa, 11 Juni 2019

JANGAN LUPAKAN PUASA SYAWAL



Puasa Syawal, Puasa Seperti Setahun Penuh.

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ู…َู†ْ ุตَุงู…َ ุณِุชَّุฉَ ุฃَูŠَّุงู…ٍ ุจَุนْุฏَ ุงู„ْูِุทْุฑِ ูƒَุงู†َ ุชَู…َุงู…َ ุงู„ุณَّู†َุฉِ (ู…َู†ْ ุฌَุงุกَ ุจِุงู„ْุญَุณَู†َุฉِ ูَู„َู‡ُ ุนَุดْุฑُ ุฃَู…ْุซَุงู„ِู‡َุง)

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (HR. Muslim)
[Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].”

(HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Tidak harus berurutan, boleh saja seseorang berpuasa syawal tiga hari setelah Idul Fithri misalnya, baik secara berturut-turut ataupun tidak, karena dalam hal ini ada kelonggaran.

Lebih baik bagi seseorang yang masih memiliki qodho’ puasa Ramadhan untuk menunaikannya daripada melakukan puasa Syawal. Karena tentu saja perkara yang wajib haruslah lebih diutamakan daripada perkara yang sunnah.

Namun, apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah. Hal ini tidaklah mengapa.

 (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)

Sumber : RumayshoCom