Puasa Syawal, Puasa
Seperti Setahun Penuh.
Dari Tsauban,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ
بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ
عَشْرُ أَمْثَالِهَا)
“Barang siapa
berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa
setahun penuh. (HR. Muslim)
[Barang siapa
berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].”
(HR. Ibnu Majah dan
dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)
Tidak harus
berurutan, boleh saja seseorang berpuasa syawal tiga hari setelah Idul Fithri
misalnya, baik secara berturut-turut ataupun tidak, karena dalam hal ini ada
kelonggaran.
Lebih baik bagi
seseorang yang masih memiliki qodho’ puasa Ramadhan untuk menunaikannya
daripada melakukan puasa Syawal. Karena tentu saja perkara yang wajib haruslah
lebih diutamakan daripada perkara yang sunnah.
Namun, apabila
seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai
musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang
seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah.
Hal ini tidaklah mengapa.
(Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)
Sumber : RumayshoCom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar