Selasa, 23 Juli 2019

🕘 W A K T U🕞


Berhati2 dalam mengunakan waktu yg di titipkan oleh allah
        
Kalau Di Masa Lalu Kita Belajar Waktu Adalah Uang, 

Mulai Saat Ini Mari Kita  Belajar !!! 

Waktu  Adalah  Nafas ".
Waktu  Adàlah Ibadah".

Waktu Adalah Nafas Yang Setelah Terlewat Tidak Akan Bisa Kembali

WAKTU Adalah Ibadah Karena  Setiap Detik Harus Bernilai Ibadah. Apa Pun Aktivitasnya.

Manusia Sesungguhnya Hanya Pengendara Di Atas Punggung Usianya. 

Digulung Hari Demi Hari, Bulan Dan Tahun Tanpa Terasa.

Nafas Kita Terus Berjalan Seiring Jalannya Waktu, Setia Menuntun Kita Ke Pintu Kematian.

Sesungguhnya Dunia-Lah Yang Makin Kita Jauhi ...Dan

Liang Kubur-Lah Yang Makin Kita Dekati...

1 Hari Berlalu, Berarti 1 Hari Pula Berkurang Usia Kita.

Umur Kita Yang Tersisa Di Hari Ini Sungguh Tidak Ternilai Harganya, 

Sebab Esok Hari Belum Tentu Jadi Bagian Dari Diri Kita.

Karena Itu, Jangan Biarkan HARI INI  Berlalu Tanpa KEBAIKAN Yang Bisa Kita LAKUKAN,

JANGAN Tertipu Dengan USIA MUDA, Karena SYARAT Untuk MATI Tidaklah Harus TUA.

JANGAN Terperdaya Dengan Badan Sehat, Karena SYARAT  MATI Tidak Pula Harus SAKIT....

Teruslah

Berbuat Baik…

Berkata Baik…

WALAU Tidak Banyak Orang Yang Mengenali Kebaikan Kita, Tapi KEBAIKAN Yang Kita Lakukan Adalah KEBAHAGIAAN Dimana Perbuatan BAIK Kita Akan Terus Dikenang Oleh Mereka Yang Kelak Kita Tinggalkan.
Jadilah Seperti AKAR Yang TIDAK TERLIHAT, Tapi Tetap MENYOKONG KEHIDUPAN...

Jadilah Seperti JANTUNG Yang TIDAK TERLIHAT, Tapi Terus BERDENYUT Setiap Saat TANPA HENTI; 

Hingga Membuat Kita TERUS HIDUP, Sampai BATAS WAKTUNYA Untuk BERHENTI...

Mari... Jadikan Hari Ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin.dan Hari Esok Harus Lebih Baik Dari Hari ini.

#Semangat motivasi kehidupan ke arah yang lebih baik#

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu Di Masjid


  

1.Dimudahkan jalannya menuju surga
Orang yang keluar dari rumahnya menuju masjid untuk menuntut ilmu syar’i, maka ia sedang menempuh jalan menuntut ilmu. Padahal Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ
Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

2. Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat
Orang yang mempelajari Al Qur’an di masjid disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendapat ketenangan, rahmat dan pemuliaan dari Malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).
Makna dari وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ “mereka akan dilingkupi para malaikat“, dijelaskan oleh Al Mula Ali Al Qari:
مَعْنَاهُ الْمَعُونَةُ وَتَيْسِيرُ الْمُؤْنَةِ بِالسَّعْيِ فِي طَلَبِهِ
“Maknanya mereka akan ditolong dan dimudahkan dalam upaya mereka menuntut ilmu” (Mirqatul Mafatih, 1/296).

3. Merupakan jihad fi sabilillah
Orang yang berangkat ke masjid untuk menuntut ilmu syar’i dianggap sebagai jihad fi sabilillah. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن دخَل مسجِدَنا هذا لِيتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان كالمُجاهِدِ في سبيلِ اللهِ ومَن دخَله لغيرِ ذلكَ كان كالنَّاظرِ إلى ما ليس له
Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya” (HR. Ibnu Hibban no. 87, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid, 69).

4. Dicatat sebagai orang yang shalat hingga kembali ke rumah
Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis ilmu dan selama ada di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إذا تَوضَّأَ أحدُكُم في بيتِهِ ، ثمَّ أتَى المسجدَ ، كان في صلاةٍ حتَّى يرجعَ ، فلا يفعلْ هكَذا : و شبَّكَ بينَ أصابعِهِ
Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini.. (kemudian beliau mencontohkan tasybik dengan jari-jarinya)” (HR. Al Hakim no. 744, Ibnu Khuzaimah, no. 437, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/101).
Tasybik adalah menjalin jari-jemari.

5. Dicatat amalannya di ‘illiyyin
Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu) hingga waktu shalat selanjutnya (semisal pengajian antara maghrib dan isya), maka ia terus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
صلاةٌ في إثرِ صلاةٍ لا لغوَ بينَهما كتابٌ في علِّيِّينَ
Seorang yang setelah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap di sana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) di antara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin” (HR. Abu Daud no. 1288, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Dijelaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Amir Ar Ruhaili hafizhahullah:
والكتاب في العلِّيِّينَ كتاب لا يكسر و يفتح إلى يوم القيامة محفوظ لا ينقص منه شيئ
“Catatan amal di ‘illiyyin adalah catatan amal yang tidak akan rusak dan tidak akan dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak akan terkurangi sedikit pun”
Dan tentu saja orang yang menuntut ilmu di masjid akan mendapat semua keutamaan menuntut ilmu secara umum yang ini jumlahnya banyak sekali.
Semoga Allah Ta’ala menambahkan semangat kepada untuk terus menuntut ilmu syar’i, terutama di zaman penuh syubuhat dan fitnah ini.

Semoga Allah memberi taufik.
***

Faidah dari kajian Fiqhu Al Mashalih wal Mafasid, oleh Syaikh Sulaiman bin Amir Ar Ruhaili


Kamis, 27 Juni 2019

KARENA APA AIR MATAMU MENANGIS..?


Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketakwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan…

Menangis karena Allah terjadi manakala seorang hamba melihat kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk…

Menangis manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabbnya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya…

Abu Sa’id berkata : “Pada suatu hari, aku melihat Manshur bin Zadzan berwudhu. Usai berwudhu, kedua matanya mengucurkan air mata. Ia menangis terus hingga suaranya semakin keras. Aku berkata kepadanya : “Ada apa denganmu, semoga Allah merahmatimu”. Manshur bin Zadzan berkata : “Adakah sesuatu yang lebih besar dari urusanku ? Aku ingin berdiri di depan Dzat yang tidak tidur dan mengantuk. Tapi aku khawatir Dia memalingkan muka dariku”. Demi Allah, aku menangis karena perkataannya itu” (Shifatus Shafwah II/12).

Muhammad bin Naahiah berkata : “Aku shalat shubuh bermakmum di belakang al-Fudhail, dia membaca surat al-Haqqah. Ketika tiba pada bacaan : “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya” (QS. Al-Haqqah [69]: 30). Al-Fudhail tidak bisa membendung tangisannya” (Siyar A’laam an-Nubalaa’ VIII/444).

Dari Ali bin Zaid, dia berkata : “Suatu malam al-Hasan ada di rumah kami. Pada tengah malam dia menangis. “Wahai Abu Sa’id, semalam engkau telah membuat keluargaku menangis semua”, kataku. Dia berkata : “Wahai Ali, sesungguhnya aku berkata kepada diriku sendiri : “Wahai Hasan, boleh jadi Allah melihatmu karena sebagian musibah yang menimpamu, lalu Dia berfirman : “Berbuatlah sesukamu, karena Aku tidak menerima sedikit pun dari amalmu” (Az-Zuhd no.1608 oleh Imam Ahmad).

Wahai Saudaraku, air mata apakah yang selalu menetes dari mata ini…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut dan harap kepada Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena sangat rindu ingin bertemu dengan Rasulullah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena dosa-dosa dan maksiat yang telah dilakukan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut orang tua nantinya diazab Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut akan su’ul khatimah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan alam kubur…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan nasib di akhirat kelak…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan Surga dan Neraka Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya hilang pahala akhirat…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya waktu yang terbuang sia-sia…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diketahui…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diamalkan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya harta dikeluarkan untuk sedekah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya hadir di majelis taklim…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat tahajjud di malam hari…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat dua raka’at sebelum shubuh…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat berjamaah di masjid…?

Pernahkah air mata ini menetes karena melihat penderitaan kaum muslimin di tempat lain…?

Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata : “Menangislah kalian…karena sesungguhnya para penghuni Neraka itu menangis padahal tidak ada yang merasa kasihan dengan tangisan mereka, maka menangislah sekarang…karena tangisan kalian saat ini masih dikasihani” (Az-Zuhd no.1101 oleh Imam Ahmad).

Wahai Saudaraku…
Menangislah sebelum menyesal, sebab perjalanan sangatlah jauh dan bekal hanya sedikit…
datangilah majelis tangis…
majelis yang mengingatkan akan negeri akhirat…
majelis yang dapat menyuburkan iman dan taqwa…
majelis yang didalamnya dibacakan ayat-ayat Allah… majelis yang dibacakan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam…yang semua itu menyebabkan air matamu berlinang dan hati ini tunduk, bergetar serta takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla…

✍ Ust Najmi Umar Bakkar

https://bbg-alilmu.com/archives/30418

🍃🍃====🌸🌼💦🌻💦🌼🌸===🍃🍃

Kamis, 13 Juni 2019

RAMUAN KHUSUS LELAKI





1. Sudah tahukah KAUM LELAKI bahwa Rasulullah tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah, sejak sholat diwajibkan malam Isra' Mi'raj hingga sholat terakhir dalam hidup beliau ?

2. Tahukah KAUM LELAKI bahwa banyak di antara para ulama yang seumur hidupnya tidak pernah sholat fardhu sendirian dan selalu berjamaah sampai akhir hayat mereka ?

3. Tahukah KAUM LELAKI bahwa diantara mereka ada yang rela walaupun harus membayar orang demi menemani sholat berjamaah ?

4. Tahukah KAUM LELAKI bahwa ada sebagian ulama yang pernah menangis selama 40 hari karena merasa rugi yang amat mendalam sebab tertinggal 1 (satu) sholat fardhu berjamaah saja ?

5. Tahukah KAUM LELAKI bahwa bila anda solat berjamaah maka sholat anda dapat dipastikan diterima oleh ​اَللّهُ ?

6. Tahukah KAUM LELAKI bahwa khusus utk sholat isya' dan subuh berjamaah berpahala seperti sholat setengah malam dan semalam suntuk ?

7. Tahukah KAUM LELAKI bahwa orang yang sholat subuh berjamaah, maka di hari itu kehidupannya dibawah perlindungan ​اَللّهُ !! Artinya, bila ada orang yang mengusiknya maka dia berurusan langsung dengan ​اَللّهُ ?

8. Tahukah KAUM LELAKI bahwa karena begitu beratnya hukum solat berjamaah sehingga dalam Madzhab Hanafi difatwa-kan bahwa hukum sholat berjamaah adalah wajib ?

9. Tahukah KAUM LELAKI bahwa dalam madzhab kita asysyafi'i sholat berjamaah hukumnya fardhu kifayah sehingga bila dalam sebuah perkampungan penduduknya tidak ada yang sholat berjamaah, maka sekampung itu berdosa semua karena meninggalkan berjamaah, jd berdosa-nya bukan karena meninggalkan sholat?

10. Tahukah KAUM LELAKI bahwa syaitan akan berleluasa berkuasa di sebuah perkampungan, bila penghuninya tidak ada yang solat berjamaah?

11. Tahukah KAUM LELAKI bahwa dalam suatu hadits, Rasulullah SAW sempat mengancam bahkan Rasulullah SAW mengancam kepada orang yang meninggalkan sholat berjamaah hingga berkeinginan membakar rumah mereka!

12. Tahukah KAUM LELAKI bahwa sahabat Ibnu Mas'ud RA, pernah mengatakan "kami saksikan saat Nabi Muhammad SAW masih hidup tidak seorangpun, ada yang  meninggalkan solat berjamaah kecuali hanya orang-2 munafik tulen!"

13.  Semoga mendapat hidayah bersama. Yok kita utamakan shalat berjama'ah walau sesibuk apapun... Itu Baru Laki2

Selasa, 11 Juni 2019

JANGAN LUPAKAN PUASA SYAWAL



Puasa Syawal, Puasa Seperti Setahun Penuh.

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (HR. Muslim)
[Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].”

(HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Tidak harus berurutan, boleh saja seseorang berpuasa syawal tiga hari setelah Idul Fithri misalnya, baik secara berturut-turut ataupun tidak, karena dalam hal ini ada kelonggaran.

Lebih baik bagi seseorang yang masih memiliki qodho’ puasa Ramadhan untuk menunaikannya daripada melakukan puasa Syawal. Karena tentu saja perkara yang wajib haruslah lebih diutamakan daripada perkara yang sunnah.

Namun, apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah. Hal ini tidaklah mengapa.

 (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)

Sumber : RumayshoCom

Senin, 10 Juni 2019

🌹 PERMAINAN IBU GURU (Ghazwul Fikri / Perang Pemikiran)



Ibu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam  pendidikan 
Syari'at Islam

Di tangan kirinya ada kapur, 
di tangan kanannya ada penghapus. 

Ibu Guru berkata,
 "Saya punya permainan. 

Caranya begini, 
di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. 

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", 
jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. 

Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, 
kian Lama kian cepat.... 

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata,

 "Baik sekarang perhatikan....!
Jika saya angkat kapur, 
maka berserulah "Penghapus..!", 
jika saya angkat penghapus, 
maka katakanlah "Kapur..!!!". 

Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. 

Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. 

Selang beberapa saat....., 
Permainan berhenti... 

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya...

"Anak-anak...,
begitulah ummat Islam 
Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang Haq itu Haq....!
yang Bathil itu BathiL...!!!. 

Namun kemudian...,
musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara,
untuk menukarkan yang Haq itu menjadi Bathil, dan sebaliknya....

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut.....,
tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka,

akhirnya..... 
Lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu...!!! 
Dan kalian mulai dapat mengikutinya..

Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

~Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, 
~Zina tidak lagi jadi persoalan, 
~Pakaian seksi menjadi hal yang Lumrah, 
~Sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend,
~Materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, 
~Korupsi menjadi kebanggaan
~ Membubarkan PENGAJIAN  
~Membakar simbol2 Islam sok NKRI 
~dan lain lain......!!!!!

Semuanya sudah terbalik....!!! 
Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. 

Paham.......????"
tanya Guru kepada murid-muridnya.
"Paham Bu Guru"....
"Baik........! 

=========
Permainan KEDUA

Ibu Guru melanjutkan. 
"Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. 

Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet.

Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet. 
Permainannya adalah....,
Bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet....???" 

Murid-muridnya berpikir....
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, 
tetapi tak ada yang berhasiL.....!!!

Akhirnya....... 
Sang Guru memberikan jalan keluar, 

digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme

Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet...!!! 

"Murid-murid.....,
Begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...

Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. 

Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah...

Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka.

Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir....
sehingga kalian tidak sadar....!!!

Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat,
maka dibina pondasi yang kuat 

Begitulah ummat Islam,
Jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat...!!! 

Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu

Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu,
Kursi dipindahkan dahulu, 
Lemari dikeluarkan dahulu satu persatu,
Baru rumah dihancurkan...!!!"

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. 

Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian.. 

Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, 

Sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. 

Dan itulah yang mereka inginkan...!!!"

========
"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru....??? 
Tanya mereka......

Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang....,

misalnya........
Perang Salib, 
Perang Tartar, 
dan lain-lain. 

Tetapi sekarang...
tidak lagi...!!!. 
Begitulah ummat Islam. 

Kalau diserang perLahan-Lahan, mereka tidak akan sadar....,
akhirnya hancur...!!! 

Tetapi kalau....
 diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar.....!!!, 
Lalu mereka bangkit serentak.!!!

Selesailah pelajaran kita kali ini... , 
dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang.."🤲🏼

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya....

*

ini semua adalah fenomena 
Ghazwul Fikri
 (Perang Pemikiran). 
Dan inilah......
yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam.

Allah berfirman dalam surat
At Taubah yang artinya:

"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka,
sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu."
( QS.  9 :  32 )

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam...

untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya Generasi Muda Muslim 

Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui Mas Media, Grafika dan ELektronika,  Tulisan-tulisan dan Talk show, hingga tak terasa.....

Maka tampak dari Luar masih Muslim.,
Padahal internaL dalam jiwa ummat, Khususnya generasi muda...

sesungguhnya sudah ibarat poteng 
(tapai singkong, peuyeum). 

Maka rasakan dan PikirkanLah itu..!!!!! 
ingatLah........
Bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara....

ingatlah akan Hari Pengadilan....!!! 

WaLlahu a'lamu bishshawab

H.Muh.Nur Abdurrahman

Rabu, 29 Mei 2019

Kisah Pemuda, Setan Dan Shalat Shubuh

Seorang lelaki bangun pagi-pagi buta utk sholat subuh di masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Ditengah jalan menuju masjid, lelaki tersebut jatuh dan pakaiannya kotor. Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah. Di rumah,dia berganti baju, berwudhu, dan lagi berjalan menuju masjid. Dalam perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama! Dia sekali lagi bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah.

Di rumah, dia sekali lagi berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan menuju masjid, dia bertemu seorang lelaki yg memegang lampu. Dia menanyakan identiti lelaki tersebut, dan lelaki itu menjawab "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda". Lelaki pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid. Saat sampai di masjid, lelaki pertama bertanya kepada lelaki yang membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya. Lelaki kedua menolak. Lelaki pertama mengajak lagi hingga berkali2 dan lagi jawabannya sama. Lelaki pertama bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat. Lelaki kedua menjawab : "Aku adalah Setan". Lelaki itu terkejut dengan jawaban lelaki kedua.

Setan kemudian menjelaskan, "Saya melihat kamu berjalan ke masjid dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, ALLAH memaafkan semua dosa-dosa mu. Saya membuat mu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itu pun tidak membuat mu merubah pikiran untuk tinggal di rumah saja, kamu tetap memutuskan kembali masjid. Karena hal itu, ALLAH memaafkan dosa-dosa seluruh anggota keluarga mu. Saya KHAWATIR jika saya membuat mu jatuh untuk ketiga kalinya, jangan-jangan ALLAH akan memaafkan dosa-dosa seluruh penduduk desa mu, jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai di masjid dgn selamat".


Jadi, jangan pernah biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya. Jangan melepaskan sebuah niat baik yang hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yg akan kamu dapat, dari segala kesulitan yg kamu temui dalam usaha mu untuk melaksanakan niat baik tersebut.