Rabu, 22 April 2020

🔖 PANDUAN SHALAT TARAWIH DI RUMAH SAAT PANDEMI CORONA



1. Hukum shalat tarawih di bulan Ramadhan adalah sunnah muakkad. Shalat yang penuh keutamaan ini jangan sampai ditinggalkan walaupun saat ini melaksanakannya di rumah saja karena adanya mudarat jika kumpul bersama di masjid.

2. Waktu shalat tarawih adalah antara waktu shalat Isya hingga terbit fajar Shubuh, bisa dilakukan pada awal malam, maupun akhir malam (sepertiga malam terakhir) yaitu menjelang sahur.

3. Shalat tarawih bisa dilakukan dengan rakaat yang sedikit atau banyak. Yang tepat, jumlah rakaat shalat tarawih tidak dibatasi. Kalau biasa merutinkan sebelas rakaat, baiknya di rumah dijaga dengan sebelas rakaat.

4. Shalat tarawih dilakukan dengan dua rakaat salam, dua rakaat salam. Shalat tarawih bisa pula dilakukan dengan empat rakaat salam, empat rakaat salam sebagaimana pendukungnya dalam hadits Aisyah.

5. Shalat tarawih bisa dilakukan berjamaah bersama keluarga, atau bisa seorang diri di rumah, tergantung mana yang dinilai maslahat.

6. Yang menjadi imam adalah yang paham hukum shalat dan bagus bacaannya. Yang dipilih wajib adalah yang benar dalam membaca surah Al-Fatihah, walau dengan keterbatasan hafalan surah lainnya. Imam bisa dipilih ayah, kakek, atau anak laki-laki yang sudah pantas jadi imam shalat.

7. Wanita muslimah tidak disyaratkan untuk berjamaah dalam tarawih, bisa shalat sendirian di dalam kamarnya. Kalau ia merasa kurang semangat, kurang khusyuk, atau lalai dari shalat, ia boleh shalat berjamaah bersama keluarga di rumah.

8. Seorang imam boleh shalat tarawih sambil memegang mushaf, bisa pula dengan gawainya (gadget-nya) selama gerakannya tidak terlalu banyak dan demi kemaslahatan shalat.

9. Shalat malam ditutup dengan shalat witir, bisa memilih tiga rakaat. Shalat witir tiga rakaat dapat dilakukan dengan dua rakaat salam, lalu satu rakaat salam, atau bisa pula tiga rakaat sekaligus salam.

10. Jika sudah shalat tarawih pada awal malam, bisa juga mengerjakan shalat tahajud setelah bangun tidur, asalkan tidak menjadikan dua witir dalam satu malam.

11. Ada syariat qunut witir pada rakaat terakhir bakda rukuk. Dalam madzhab Syafii, qunut witir dibaca pada separuh kedua dari bulan Ramadhan. Bacaan qunut witir adalah: ALLAHUMMAHDIINI FIIMAN HADAIT, WA’AAFINI FIIMAN ‘AFAIT, WATAWALLANII FIIMAN TAWALLAIT, WABAARIK LII FIIMA A’THAIT, WAQINII SYARRAMA QADLAIT, FAINNAKA TAQDHI WALAA YUQDHO ‘ALAIK, WAINNAHU LAA YADZILLU MAN WAALAIT, TABAARAKTA RABBANA WATA’AALAIT. 
Kalau shalatnya berjamaah, bisa diubah dengan kata ganti jamak, contohnya: ALLAHUMMAHDINAA, dst.

12. Tidak ada bacaan khusus antara duduk shalat tarawih, juga ketika beralih dari shalat tarawih ke shalat witir. Yang ada tuntunan adalah bacaan setelah shalat witir, yakni: SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS, SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS, SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS, ROBBIL MALAA-IKATI WAR RUUH, lalu dilanjutkan bacaan: ALLOOHUMMA INNII A’UUDZU BI RIDHOOKA MIN SAKHOTIK WA BI MU’AAFAATIKA MIN ‘UQUUBATIK, WA A’UUDZU BIKA MINKA LAA UH-SHII TSANAA-AN ‘ALAIK, ANTA KAMAA ATSNAITA ‘ALAA NAFSIK.

13. Yang mau berpuasa esok hari harus berniat pada malam hari sebelum Shubuh. Niat puasa dalam hati sudah teranggap berdasarkan kesepakatan para ulama. Arti niat adalah keinginan puasa. Niat ini harus ada tiap malam dan diniatkan berpuasa wajib Ramadhan.

-------------
🌈Ust. Muhammad Abduh Tuasikal.

QUR’ANIC IMMUNITY, Al Quran sebagai Obat, Sebagai Saran Solusi Covid 19


Alhamdulillah lebih dari 95% PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang penulis tangani sampai saat ini dinyatakan sembuh dan berhasil pulang. Sebutlah Prof DR Dr Idrus Paturusi. Beliau Guru Besar UNHAS dan Mantan Rektor yang sembuh pada tanggal 3 April 2020.

Tokoh Sepakbola Nasional, Andi Darussalam Tabusala juga baru saja dinyatakan sembuh dari covid, setelah diisolasi selama 16 hari. Haru biru menghiasi kepulangan beliau, karena secara kondisi kesehatan, mantan manajer Timnas Indonesia ini, sangat rentan.

Beliau sudah berumur 70 tahun, riwayat darah tinggi, diabetes 30 tahun, 15 tahun suntik insulin, operasi ginjal karena CA, 5 tahun cuci darah... riwayat yang dahsyat. Namun, Allah berkehendak lain, komentator sepakbola yang rutin menghiasi layar kaca di era 1990-an ini, selamat, untuk menjadi bekal keyakinan bagi kita yang masih hidup.

Kedua tokoh besar tersebut mewakili puluhan PDP yang sembuh menggunakan metode penyembuhan Al-Qur’an menghadapi covid-19 ini. Saya membimbing mereka konsultasi jarak jauh untuk melakukan terapi menggunakan Al-Qur’an. Ada yang dibantu keluarganya, ada juga PDP yang bersangkutan yang berkomunikasi di ruang isolasi. Dan hampir seluruhnya alhamdulillah, atas izin Allah, berhasil sembuh.

Ada satu PDP yang syahid, insya Allah. Beliau adalah Abdul Qadir Zaelani, berumur 41 tahun. Syahid di tanggal 5 April 2020. Penulis merasakan kerisauan keluarganya krn kuburnya pun dirahasiakan. Namun sangat terasa, keluarganya bangga dan bersyukur, predikat syahid disandang Abdul Qadir.

Dari hampir 30 yang penulis bimbing, 1 PDP syahid. Angka yang In Syaa Allah cukup menggembirakan. 

Dari semua keberhasilan itu, maka penulis mengajukan Qur’anic Immunity untuk dijadikan solusi bagi wabah covid-19. Tentu saja ide ini ditujukan kepada Muslim yang mengimani Al-Qur’an sebagai Syifa’ (obat/penyembuh/penawar). Dengan tetap menghormati pemeluk agama lain.


PSBB VERSUS HERD IMMUNITY

Per tulisan ini dibuat (21/4), penulis sudah 5 minggu mengurung diri di rumah mengikuti anjuran pemerintah. Secara pribadi, saya menguatkan diri, untuk siap melakukan pengurungan diri ini selama mungkin.

Dan penulis yakin, kalangan menengah yang terbiasa online dan memilki tabungan juga siap tetap berada di rumah lebih lama lagi. Pertanyaannya, apakah semua masyarakat siap? Bagaimana dengan kalangan menengah ke bawah? Yang sebelum PSBB saja sudah menggantungkan kehidupannya pada penghasilan harian.

Penulis tertegun dengan bahasan selebriti podcast yang sedang naik daun, Deddy Corbuzier. Di Channel Youtube-nya, video yang diunggah 20 April 2020, nampak kegalauan yang teramat sangat antara beliau dan tamunya.

Dalam wawancara itu, saya menangkap kegalauannya lebih ke potensi kerusuhan, yang bisa meledak kapan saja. Dan saya yakin, itu juga yang berada di fikiran banyak orang. Di media mainstream pun sudah mulai ada berita-berita keharuan, keluarga yang tidak bisa makan berhari-hari.

Kita pun memahami pemerintah, yang memang dengan pilihan terbatas, akhirnya harus menetapkan PSBB sebagai solusi. Pembatasan Sosial Berskala Besar ini dipilih, untuk tidak membebani keuangan pemerintah yang memang tidak-lega keuangannya.

Pe-ernya adalah, harus disiapkan dampak pada masyarakat lapar yang tidak bisa dikendalikan fikiran “gelap”nya. Yang saat “hanya di rumah saja” mendengarkan tangisan demi tangisan anak yang kelaparan. Dulu jumlahnya masih bisa terukur, namun di masa covid19 ini jumlahnya meledak, dan dalam beberapa bulan ke depan, makin tidak bisa diprediksi.

Sebelum covid19, kalangan menengah juga bisa menjadi mitra pemerintah dalam berdonasi. Tapi di masa covid19, kalangan menengahpun terdampak. PHK besar2an sudah di depan mata.

Pilihan PSBB nampaknya bukanlah solusi akhir. Karena sangat tidak ideal, dan rentan menimbulkan dampak sosial. Saya yakin pemerintah saat ini sedang menyiapkan strategi lain.

Dalam fikiran penulis, pilihan selain PSBB adalah Herd Immunity. Inggris, Belanda dan Swedia sempat melirik metode ini. Namun herd immunity bernuansa seperti kalah perang. Sebagian mental masyarakat juga bisa “down” jika mendengar angka pasien yang semakin meningkat. Dan akhirnya, ketiga negara itu kembali lagi ke strategi Lockdown.

Singapura yang awalnya dibanggakan dengan strategi “total football”nya menghadapi covid dan berhasil menekan jumlah penderita, ternyata sekarang “jebol”, terjadi ledakan penderita dan kini, per tulisan ini dibuat, ada 6558 kasus, menyusul Indonesia dan Filipina. Padahal negara kecil.

Kuwait yang menerapkan Lockdown total dan jam malam, malah angka penderitanya meningkat dari 37 menjadi 1995 kasus. Lockdown ketat, malah penderita meningkat. Kok bisa?

Dan yang kini menjadi berita hangat, Amerika diambang tahapan kerusuhan sosial. Twit Donald Trump untuk memprovokasi pendukungnya untuk ”liberate” atau melawan lockdown malah berbuah demonstrasi besar2an di banyak negara bagian.

Lalu, Indonesia mau apa? 


DANGER VERSUS FEAR

Dalam keadaan ini, rasanya Indonesia bisa menyalip di tikungan, mengutip ungkapan2 yang sering dikemukakan Mardigu Wowik. Ya, saya sependapat. Penulis yakin, Indonesia bisa menyalip di tikungan. Saat semua negara kebingungan, Indonesia bisa pulih lebih awal. Dan membangun ekonomi lebih cepat dari yang lain.

Semua itu bisa dilakukan, asalkan semua pihak mengetahui bedanya “Danger” dengan “Fear”. Benar, covid19 adalah Danger, tapi kita tidak boleh berada dalam state Fear terus menerus. Harus ada titik tenangnya. Makin cepat titik tenang ini tercapai, makin cepat kegiatan masyarakat bisa pulih kembali. 

Maksudnya begini. Covid19 mungkin sampai dua tahun ke depan akan tetap menjadi “bahaya” yang mengintai. Dan harus difahami itu sebagai hal yang lumrah. Seperti bahaya perampok, itu semua sudah faham, sampai kapanpun akan ada perampok. Tapi kita tidak lagi berada dalam ketakutan kan? Karena yakin ada polisi yang bekerja profesional. Dan dengan pembagian tugas dengan Polisi, kita bisa tidur nyenyak.

“Danger” covid19 memang tetap ada, tapi sepatutnya kita tidak mengizinkan “Fear” mendominasi hidup kita.


MENCAPAI TITIK TENANG

Maka, yang diperlukan menghadapi covid19 ini bukan vaksin. Karena bagi penulis, menunggu vaksin adalah sebentuk kekalahan. Selain waktu yang tidak bisa diprediksi, vaksin juga harus mengeluarkan biaya mahal yang harus ditanggung seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, dampak ekonomi juga sudah habis2an, selama masa menunggu.

Jika vaksin tidak bisa ditunggu, lalu apa?

Hemat penulis, semua pihak terutama pemimpin sosial harus berfikir tentang “titik tenang” ini. Dibanding dengan kampanye “stay at home”, harus ada kampanye lain yang lebih bernuansa solusi. Perlu dicatat, penulis bukan berarti menganggap kampanye stay at home tidak bermanfaat. Namun lebih ke menatap solusi lain. 

Misalnya begini. Titik tenang menghadapi perampok yang merajalela, adalah kampanye besar2an bahwa Polisi bekerja dengan profesional. Diblow up besar2an di media bahwa gembong2 besar perampok sudah ditangkap. Itu akan membuat tenang masyarakat dibandingkan dengan kampanye “berhati2-lah dengan bahaya perampok, dan selalu duduklah di rumah”

Begitu juga dengan covid19.

Sudah jelas bahwa PSBB dan stay at home mengandung resiko yang belum bisa diukur sekarang. Herd Immunity juga penulis fikir bukan pilihan bijak. 

Lalu apa? Penulis menawarkan QUR’ANIC IMMUNITY

Sekali lagi, ini tentu saja ditujukan bagi komunitas Muslim. Untuk agama lain, penulis yakin bisa juga diarahkan kembali ke agama masing2.


QUR’ANIC IMMUNITY

Bruce H Lipton, seorang biologist terkenal dari Amerika lantang di channel Youtube-nya menyampaikan bahwa covid19 bisa ditangani dengan mudah. 

Professor yang menjadi rujukan dalam menjembatani antara science dan spiritual ini awalnya mengatakan bahwa gen menentukan penyakit. Namun dia resign dari professornya karena merasa bersalah dengan pengajarannya itu. Dan kini, di usianya yang sudah 75 tahun, kerap memberi pelajaran tentang epigenetics. Sebuah teori yang meyakini bahwa ekspresi gen dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk fikiran, perasaan, motivasi dan belief.

Tentang covid19, inilah ungkapan Prof Bruce H Lipton: “Benar, covid19 adalah penyakit yang berbahaya, karena dia sejenis flu berat yang mematikan. Kenapa banyak yang mati, karena covid19 adalah flu baru, yang sel kita belum memiliki memori untuk mengeluarkan anti body nya. Tapi percayalah, bahwa yang terkena dampak paling mematikan adalah mereka yang tidak punya imunitas. Dengan sikap yang takut akan ancaman, akal akan mengeluarkan hormon stress dan mematikan imunitas tubuh (Shutdown the Immune System), yang pada akhirnya tidak bisa melawan virus covid19”

Silahkan menuju ke channel Youtubenya untuk dapatkan informasi dan ilmu2 penting di sana.

Pernyataan di atas sangat penting dalam menghadapi covid19 ini. Selain karena sesuai dengan cara kerja imunitas tubuh, pernyataan itu juga diungkapkan oleh biologist terkenal yang semoga bisa didengarkan oleh seluruh tenaga kesehatan di seluruh dunia.

Hal ini juga diperkuat dengan keterangan Prof Dr Muhayya, seorang professor terkenal dari Malaysia.

Pada wawancara saya dengan beliau, Prof DR Dr Muhayya mengatakan “Saya pribadi sebagai dokter perubatan memerlukan banyak perlindungan, dan tidak ada yang lebih baik daripada Al-Qur’an. Dengan getaran Al-Qur’an yang sampai ke sel, maka sel itu akan melawan virus dengan sangat kuat”

Itulah yang penulis praktekkan pada puluhan PDP, dengan positif thinking ditambah dosis Al-Qur’an, makin kuat beliefnya, terbentuklah imunitas di level sel. Qur’anic Immunity terjadi. Sebutlah bu Dian yang kisahnya sangat mengharukan. Berawal dari kontak dengan mitra kerja dari luar negeri, berdua suami istri akhirnya harus mengalami positif covid19.

Saat diperiksa dan dinyatakan positif, keduanya harus mengalami perawatan di tenda darurat tentara di sebuah RS di tangerang. Tapi karena tenda yg dipasang di parkiran itu tidak memiliki jendela, bu Dian malah kambuh asmanya setelah 2 hari dirawat intensif. Saat mengadu pada petugas yang menjaganya, malah disuruh pulang.

Menyandang status PDP, bu Dian dan suaminya kebingungan. Dari jam 11 malam sampai 4 pagi hanya berada di mobil, tidak berani bertemu siapapun, takut malah menularkan penyakit ini. Sampai akhirnya berbekal info dari temannya, kedua pasutri ini menyetir dalam keadaan lemas ke RS Sulianti Saroso. Singkat cerita, dia menghubungi saya dan saya bimbing melakukan Qur’anic Immunity.

Setelah 14 hari dirawat, beliau selamat dan menceritakan kisah ajaibnya di Facebooknya, Dian Eva Agustina. Bersyukur Al-Qur’an meningkatkan imunitasnya dan sembuh atas izin-Nya.

Begitu juga dengan Prof DR Dr Idrus, istrinya intensif komunikasi dengan saya. Pak Andi Darussalam pun begitu. Dan puluhan PDP yang berhasil selamat, alhamdulillah. Semua menggunakan metode yang sama. 

Bahkan ada seorang WNI yang terjebak di New York, episentrum covid19 yang sudah mencapai 4000 orang tewas per hari. Bu Mahdalia Eva namanya, setelah 11 hari konsultasi, merasa bahagia dan menyatakan dirinya sudah jauh lebih baik. Beliau tidak bisa menyatakan sembuh, karena tidak bisa mengakses RS yang sudah penuh sesak dengan pasien. Beliau hanya bisa perawatan di rumah dengan Qur’anic Immunity ini. Ada satu WNI kawannnya yang sudah meninggal. Atas izin Allah, beliau selamat.

Tentu, ajal semuanya di tangan Tuhan. Tapi kita manusia diwajibkan berusaha dan tawakkal. 

Penulis berfikir, jika seandainya kampanye Qur’anic Immunity ini dilakukan dengan massif di seluruh kaum Muslimin, semua melakukannya dengan serentak, dan akhirnya tercapai titik tenang, nampaknya akan ada cerita yang berbeda, dalam waktu dekat nanti. Kata kuncinya : massif dan serentak.


BERBAGI PERAN

Para ustadz nampaknya harus bergandengan tangan melakukan kampanye ini. Buat tenang masyarakat, bahwa obatnya sudah ada di tengah-tengah mereka, yaitu Al-Qur’an. Bawakan ayat2 Al-Qur’an tentang Syifa’ dan bahwa Al-Qur’an adalah mu’jizat.

Bisa juga melakukan kampanye2 seperti ini:

- Selain menggunakan masker, pastikan keluar rumah hanya setelah membaca Al-Qur’an, beberapa lembar
- Lakukan ruqyah Syar’iyyah, dzikirkan ayat2 pilihan/ma’tsur, lalu tiup di air (amalan meniup ke air ini dishahihkan oleh banyak ulama)
- Sebelum tidur, baca beberapa ayat Al-Qur’an, tiup ke telapak tangan, usapkan ke seluruh tubuh
- Lakukan Tadarrus bersama keluarga
- Perdengarkan murattal Al-Qur’an di rumah-rumah kaum Muslimin.
- Jika berkenan, bisa gunakan metode garpu tala yang penulis lakukan. Silahkan googling untuk metodenya.
- Dan semua cara untuk mendekat kepada Al-Qur’an

Lakukan semua amalan, untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai solusi. Dengan menekankan keyakinan yang teguh bahwa Al-Qur’an adalah syifa’ (obat/penyembuh/penawar). Harus sepenuh keyakinan, saat mendekat ke Al-Qur’an, sudah kuat imunitas tubuhnya.  Dan akhirnya bisa beraktivitas seperti biasa. 

Kuncinya ada di Keyakinan. Makin yakin, makin kuat imunitasnya. Efek keyakinan inilah yang akan mengeluarkan hormon2 positif yang berguna bagi imunitas tubuh.

Lakukan kampanye ini, sampaikan dengan lantang bahwa banyak yang sembuh menggunakan Al-Qur’an. Ajak wawancara PDP yang sembuh, tanyakan apakah Al-Qur’an memiliki dampak, lalu ceritanya, viralkan!Semoga setelah itu media mainstream mau juga memberitakan.

Kepada tenaga kesehatan, saya juga menganjurkan agar terbuka dengan cara2 Ruqyah Syar’iyyah. Ketahuilah, bahwa obat fisik bukan satu2nya penyembuh. Diperlukan kekuatan Doa dan Tuhan yang lebih dari biasanya. Semoga bisa mendengarkan seruan Prof DR Dr Idrus Paturusi yang menyarankan Qur’anic Immunity ini dilakukan. Yakinkan, dengan metode ini, jumlah nakes yang gugur akan berkurang.

Kepada para pasien, tenanglah. Anda dipilih oleh Allah swt untuk menyandang kampanye ini. Pilihan Anda hanya ada 2. Selamat dan Sembuh sehingga jadi bukti mu’jizatnya Al-Qur’an. Atau kedua, jikapun meninggal mati syahid seperti janji Nabi Muhammad saw. Keduanya indah, jadi tenanglah.

Kepada para pemimpin negeri, pak polisi, tentara, politisi, semoga bisa juga melakukannya untuk perlindungan diri sendiri dan mengajak semua rakyat Muslim kembali yakin kepada Al-Qur’an. Anda akan dapatkan pahala besar dan ganjaran dari Allah, atas kampanye ini.


HASIL AKHIR

Jika kampanye ini benar-benar massif dilakukan, apalagi ada bulan Ramadhan, harapannya saat PSBB berakhir, semua pihak telah menggunakan Qur’anic Immunity sebagai pilihan. 

Hal ini agar kita bisa kembali hidup normal, keluar dari rumah2 kita dengan percaya diri. Namun ada yang berbeda, Al-Qur’an telah menjadi gema yang menggaung di setiap rumah kaum Muslimin. Minimal 2 tahun saja ke depan, sampai covid19 ini berakhir. Tentu harapannya setelah itu berlanjut.

Semoga Allah selamatkan bangsa dan negara kita. Aman semua penduduknya. Dan kembali menjadi Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur. Aamiin.

Wassalam,
Nasrullah
Penulis buku Magnet Rezeki dan mengajarkan Keajaiban Al-Qur’an untuk kehidupan.


CATATAN :
- Saran ini tidak menjadikan keputusan pemerintah tidak dilakukan. Penulis meyakini, mengikuti ulil amri juga bagian dari amal sholeh yang wajib dilakukan. Namun berharap para pemimpin bisa membaca dan mempertimbangkan tulisan ini.

Persiapan menyambut bulan penuh berkah Ramadhan



Ini link murottal
Semoga bermanfaat

Mishary Rasyid per Juz.

Juz 1 ⇨ http://j.mp/2b8SiNO
Juz 2 ⇨ http://j.mp/2b8RJmQ
Juz 3 ⇨ http://j.mp/2bFSrtF
Juz 4 ⇨ http://j.mp/2b8SXi3
Juz 5 ⇨ http://j.mp/2b8RZm3
Juz 6 ⇨ http://j.mp/28MBohs
Juz 7 ⇨ http://j.mp/2bFRIZC
Juz 8 ⇨ http://j.mp/2bufF7o
Juz 9 ⇨ http://j.mp/2byr1bu
Juz 10 ⇨ http://j.mp/2bHfyUH
Juz 11 ⇨ http://j.mp/2bHf80y
Juz 12 ⇨ http://j.mp/2bWnTby
Juz 13 ⇨ http://j.mp/2bFTiKQ
Juz 14 ⇨ http://j.mp/2b8SUTA
Juz 15 ⇨ http://j.mp/2bFRQIM
Juz 16 ⇨ http://j.mp/2b8SegG
Juz 17 ⇨ http://j.mp/2brHsFz
Juz 18 ⇨ http://j.mp/2b8SCfc
Juz 19 ⇨ http://j.mp/2bFSq95
Juz 20 ⇨ http://j.mp/2brI1zc
Juz 21 ⇨ http://j.mp/2b8VcBO
Juz 22 ⇨ http://j.mp/2bFRxNP
Juz 23 ⇨ http://j.mp/2brItxm
Juz 24 ⇨ http://j.mp/2brHKw5
Juz 25 ⇨ http://j.mp/2brImlf
Juz 26 ⇨ http://j.mp/2bFRHF2
Juz 27 ⇨ http://j.mp/2bFRXno
Juz 28 ⇨ http://j.mp/2brI3ai
Juz 29 ⇨ http://j.mp/2bFRyBF
Juz 30 ⇨ http://j.mp/2bFREcc

Silahkan disebarluaskan semoga menjadi amal jariyah bagi anda..
🙏🏻🙏🏻🙏🏻

.♻TIPS KHATAM AL QURAN DI BULAN RAMADHON♻

♻ UNTUK 1 KALI KHATAM, JUMLAH YG DIBACA :

1. Solat Subuh    2 lmbar
2. Solat Zuhur     2 lmbar
3. Solat 'Asar       2 lmbar
4. Solat Maghrib 2 lmbar
5. Solat 'Isyak      2 lmbar

♻ UNTUK 2 KALI KHATAM :

1. Solat Subuh      4 lmbar
2. Solat Zuhur      4 lmbar
3. Solat 'Asar        4 lmbar
4. Solat Maghrib  4 lmbar
5. Solat 'Isyak       4 lmbar

♻ UNTUK 3 KALI KHATAM :

1. Solat Subuh      6 lmbar
2. Solat Zuhur      6 lmbar
3. Solat 'Asar        6 lmbar
4. Solat Maghrib  6 lmbar
5. Solat 'Isyak      6 lmbar

 ♻ SEBARKAN KEBAIKAN, Rasulullah SAW bersabda,

♻ " Barang siapa menunjukkan satu kebaikan, maka baginya pahala semisal orang yg mengikuti KEBAIKAN tersebut " 
(HR. Muslim, no. 1893) so jgn malu share ilmu, 
*اللهم بارك لنا في شعبان وبلغنا رمضان ،آمين يا مجيب الدعوات.

"خديمةالرسول"
.

Kamis, 16 April 2020

Ijin mengingatkan ibadah di hari Jum'at 🙏🏼

Seperti pekan lalu, pekan ini kita tak bisa ke Masjid untuk Sholat Jum'at lagi. Sedih memang. Tapi semoga ini adalah keputusan terbaik untuk keselamatan dan kemaslahatan bersama.

Padahal Jum'at bagi seorang Muslim bukan sekedar Farîdhah Usbû'iyah (kewajiban pekanan), Sayyidul Ayyâm (hari terbaik) dan Mukaffirah Adz-Dzunûb (penghapus dosa), tetapi Jum'at juga merupakan Mahatthatul Hayâh (terminal kehidupan). Sebagai momentum menyiapkan bekal spiritual guna mengarungi kehidupan tujuh hari yang akan datang.

Agar fungsi tarbawi (kependidikan) dari Jum'at tersebut tidak ikut ter-lockdown, sebenarnya ada beberapa amalan istimewa di hari Jum'at yang tetap bisa kita lakukan di rumah kita masing-masing, tujuh diantaranya:

(1) Tetap Memperbanyak Sholawat

Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَىَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum'at dan malam Jum'at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Baihaqi).

Sholawat kepada Rasulullah ﷺ adalah bukti cinta kepadanya. Saat kadang diri lalai melantukannya setiap hari, targhîb (anjuran) untuk memperbanyaknya pada malam dan hari Jum'at menjadi semacam cegatan, agar tidak keterusan lalai sepanjang pekan. Dan itu tidak terkait dengan Sholat Jum'at.

(2) Tetap Sholat Shubuh Berjama'ah

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah ﷺ bersabda:

إن أفضل الصلوات عند الله صلاة الصبح يوم الجمعة في جماعة

"Seutama-utamanya shalat di sisi Allah adalah shalat Shubuh pada hari Jum'at secara berjamaah." (HR. Baihaqi).

Keutamaan shalat Shubuh di hari Jum'at ini bertambah lagi dengan membaca surat As-Sajdah dan Al-Insân, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam hal ini (HR. Bukhari, no. 851).

Ibnu Hajar dalam Fathul Bâri menjelaskan, "Hikmahnya didalam dua surat ini terdapat petunjuk kejadian yang ada di dalamnya berupa penciptaan Adam dan kejadian hari kiamat; karena hal itu akan terjadi pada hari Jum'at." 

Dalam kondisi sekarang ini, semoga Sholat Subuh yang kita laksanakan berjama'ah di rumah bersama keluarga, tetap tercatat sebagai amalan paling utama dan paling dicintai Allah Ta'ala, serta menjadi pengingat diri akan dahsyatnya huru-hara kiamat.

(3) Tetap Melakukan Mandi Besar

Diriwayatkan dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudhri, Rasulullah ﷺ bersabda:

غُسْلُ يَوْمِ الجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ

“Mandi Jum’at itu wajib atas setiap orang yang telah baligh.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dari hadits tersebut, sebagian Ulama menyimpulkan bahwa mandi besar di hari Jum'at hukumnya wajib. Ini mengandung hikmah shihhiyâh (kesehatan) yang dahsyat. Dimana menjadi sekat pengingat, agar seorang Muslim rutin melakukan bersih-bersih diri, minimal sepekan sekali. Itu selain mandi Junub karena mimpi basah atau hubungan suami-isteri.

Apalagi jika didukung dengan memotong kuku, membersihkan bulu kemaluan, membersihkan bulu ketiak, dan memotong kumis, sebagaimana termaktub dalam hadits Khomsun minal Fithrah (Lima Kesucian). Maka dengan tetap melakukannya, kita tidak kehilangan Tarbiyah Shihhiyah dari Jum'atan.

(4) Tetap Membaca Surat Al-Kahfi

Dari Abu Sa'id Al-Khudzri, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An-Nasa’i).

Keutamaan di atas tidak terikat khusus dengan pelaksanaan Sholat Jum'at. Maka jangan sampai ditinggalkan. Justru dengan tidak keluar rumah, kita punya lebih banyak waktu untuk tidak sekedar membacanya, tapi juga mentadabburi makna dan tafsirnya.

Karena di balik anjuran untuk membaca surat Al-Kahfi berulang tiap pekan, pasti ada hikmah istimewa dan pelajaran besar yang harus kita ambil darinya. Seperti kisah Ashhâbul Kahfi, Nabi Musa bersama Nabi Khidir, dan Dzul Qornain.

(5) Tetap Dengarkan Khutbah

Dari Jabir bin Samurah, dia berkata tentang khutbah Rasulullah ﷺ:

كَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطْبَتَانِ يَجْلِسُ بَيْنَهُمَا
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ

“Rasulullah ﷺ menyampaikan dua khutbah dimana beliau duduk di antara keduanya, (dan dalam khutbah itu) beliau membaca al-Quran dan mengingatkan manusia.” (HR. Muslim)

Di antara hikmah disyariatkannya Sholat Jum'at, ia adalah momentum untuk menyampaikan wasiat kebaikan. Khutbah yang berisi ajakan untuk meningkatkan takwa dan menyampaikan ilmu itu, adalah oase hati bagi seorang Muslim.

Dengan adanya Sholat Jum'at, seorang Muslim seperti "dipaksa" mendengarkan nasehat minimal sepekan sekali. Maka agar hari Jum'at tidak kehilangan hikmah dan fungsi tarbawi-nya, tetaplah dengarkan Khutbah melalui berbagai media dan teknologi yang ada.

Seperti khutbah yang disiarkan oleh Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi. Dimana meski Sholat Jum'at padanya tertutup untuk umum, namun tetap bisa dinikmati melalui televisi atau live streaming YouTube.

(6) Tetap Lakukan Evaluasi dan Planing

Sebagaimana tersirat dalam surat Al-Hasyr ayat 18, kita sebagai seorang Muslim dituntut untuk menjadi pribadi yang evaluatif sekaligus visioner. Dan untuk melakukan evaluasi (muhâsabah) atau merencanakan masa depan (takhthîth) perlu adanya momentum dan periodesasi.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

"Sholat lima waktu, antara Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, itu dapat menghapus dosa antara itu semua, selagi menjauhi dosa besar" (HR. Muslim).

Dalam hadits di atas selain berbicara tentang keutamaan berupa pengampunan dosa, sebenarnya juga tersirat periodesasi kehidupan yang bisa dijadikan momentum perubahan diri bagi seorang Muslim.

Salah satunya adalah hari Jum'at yang bisa dijadikan momentum evaluasi dan planing dalam periode waktu satu pekan. Tentu selain Sholat Fardhu (harian), Ramadhan (Tahunan) dan dalam riwayat yang lain Haji atau Umrah (seumur hidup).

(7) Tetap Berdoa di Waktu Mustajab

Di antara keistimewaan hari Jum'at adalah adanya waktu tertentu yang mustajab untuk berdoa. Meskipun ada riwayat menyebutkan bahwa waktu mustajab itu adalah antara dua khutbah dalam sholat Jum'at, namun riwayat yang lain menyebutkan bahwa ia ada antara habis 'Ashar hingga menjelang Maghrib.

Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah ﷺ bersabda:

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

"Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam, di antara waktu itu ada waktu dimana tidaklah seorang muslim memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar." (HR. Abu Dawud).

Maka sesudah sholat 'Ashar, terutama menjelang waktu Maghrib, hentikan semua aktivitas, segera masuk ke Musholla rumah dan berdoa dengan khusyu' memohon ampunan dan kebaikan dari Allah Ta'ala, terutama keselamatan dari wabah Corona.

Demikian. Semoga dengan tetap mengamalkan tujuh hal di atas, meski Masjid-Masjid sementara ditutup, fungsi tarbawi dari hari Jum'at tidak ikut ter-lockdown. Ia tetap menjadi Sayyidul Ayyâm (hari terbaik), Mukaffirah Adz-Dzunûb (penghapus dosa), dan Mahatthatul Hayâh (terminal kehidupan).

#DiRumahAja
#Jum'atBerkah

P S B B


P uasa romadhon.
S holat tarawih.
B ayar zakat fitrah.
B erlebaran (pesta kemenangan)

"Selamat tinggal COVID 19"
"SELAMAT DATANG BULAN SUCI RAMADHAN"

"SEMOGA ALLAH MELINDUNGI HAMBA"NYA YANG TAAT DALAM MEMASUKI & BERIBADAH BULAN SUCI RAMADHAN"

"AAMIIN YAA ROBBAL 'AALAMIIN"

🙏🏻🕌👳🏻

Semoga menjadi do'a kemenangan melawan "CORONA"

Selasa, 14 April 2020

PSBB, AL QURAN DAN IMUNITAS TUBUH



Oleh Ahmad Syaikhu

Wabah Corona yang masih berlangsung sampai saat ini, harus dihadapi antara lain dengan memperkuat imunitas tubuh.

Mengapa? Sebab, menurut banyak ahli kesehatan, salah satu cara terbaik melawan Corona adalah dengan meningkatkan imunitas.

Daya tahan tubuh antara lain dapat diperoleh dengan cara membaca Al-Qur’an. Selain tentu saja dengan makanan, minuman dan vitamin lainnya.

Mengapa Al-Qur’an dapat meningkatkan imunitas tubuh? Dalam suatu konferensi kedokteran di Kairo, Doktor Ahmad Al-Qadli menyatakan bahwa mendengarkan atau membaca Al-Quran mampu menimbulkan ketenangan jiwa.

Kondisi ini menyebabkan peningkatan daya imunitas tubuh melawan serangan penyakit.

Ahli penyakit jantung dan direktur lembaga pendidikan dan penelitian kedokteran Islam di Amerika itu menyampaikan hal tersebut setelah mengadakan riset lapangan.

Ada 210 pasien sukarela selama 48 kali pengobatan yang dibarengi dengan pembacaan Al-Quran atau memperdengarkannya. Hasilnya, 77% dari sampel acak yang terdiri dari muslim dan non muslim menampakkan adanya gejala pengenduran saraf yang tegang dan selanjutnya ini menimbulkan ketenangan jiwa.

Semua gejala tadi direkam dengan alat pendeteksi elektronik yang dilengkapi dengan komputer untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh selama pengobatan.

Menurut Al-Qadli, berkurangnya ketegangan saraf ini mampu mengaktifkan dan meningkatkan daya imunitas tubuh dan memperoleh proses kesembuhan pasien.

Penemuan seperti ini tentu semakin meyakinkan kita terkait i’jazul Qur’an (kemu’jizatan Al-Quran). Memang Allah SWT sudah menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah obat, sebagaimana firman Allah SWT 

وَنُنَزِّلُ مِن ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا 
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra  82)

NENEK PEMUNGUT DAUN


Kisah nyata yg menyentuh dan tetap nikmat dibaca meskipun telah berulang

Alkisah pada sebuah kota di Pulau Madura, tersebutlah seorang nenek yg kesehariannya bekerja sebagai penjual bunga cempaka di sebuah pasar.

Seperti kebiasaan setiap harinya usai berjualan, sang nenek selalu menyempatkan diri mampir ke Masjid Agung yg terdapat di kota itu dengan berjalan kaki walau jaraknya cukup jauh.

Ia kemudian berwudhu, masuk ke Masjid, dan melakukan shalat dhuhur.

Setelah berdzikir dan berdoa sekedarnya, ia segera keluar dari Masjid dan membungkuk-bungkuk badannya di halaman Masjid. Untuk apa? Si nenek dengan sabarnya memunguti serta mengumpulkan daun-daun yang berserakan di halaman Masjid tersebut.

Selembar demi selembar daun dikaisnya. Tak satu lembar daun pun ia lewatkan.

Tentu saja agak lama sang nenek membersihkan halaman Masjid dengan cara seperti itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh panas menyengat, hingga keringat pun jadi membasahi sekujur tubuhnya.

Banyak jemaah Masjid yang jatuh iba kepadanya, sehingga suatu hari Ta'mir Masjid memutuskan untuk membersihkan sendiri dedaunan itu sebelum si nenek tersebut datang.

Pada suatu hari, seperti biasanya sang nenek datang dan langsung masuk Masjid.
Berwudhu' dan dilanjutkan Shalat. Usai shalat, ketika ia hendak melakukan kebiasaan rutinnya, betapa terkejutnya ia. Sebab tak ada satu lembar pun daun yang berserakan disana. Ia kembali lagi ke Masjid dan menangis dengan sesenggukan di hadapan jamaah. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah dibersihkan sebelum kedatangannya.

Para jemaah mencoba menjelaskan bahwa mereka merasa kasihan kepadanya sehingga mereka mendahului membersihkan sebelum kedatangan si nenek.

"Jika kalian kasihan kepada saya, berikan kesempatan kepada saya untuk membersihkannya! Biarkan saya yang akan melakukannya." pinta nenek tersebut.

Singkat cerita, akhirnya sang nenek dibiarkan mengumpulkan dan membersihkan dedaunan itu seperti biasanya.

Karena orang-orang menjadi penasaran dengan kelakuan nenek tersebut, maka salah seorang kyai diminta untuk menanyakan kepada si nenek mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu.

Maka bertanyalah sang Kyai. Akan tetapi Perempuan tua itu hanya mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat:

Pertama : Hanya Kyai yang mendengarkan rahasianya.

Kedua : Rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. (Sekarang sang nenek telah meninggal dunia dan kita dapat mendengarkan rahasia tersebut)

Setelah sang Kyai berjanji, maka berkatalah si nenek :

"Saya ini perempuan bodoh, Pak Kyai." tuturnya.
"Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Yang saya tahu, saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat dan di akhirat tanpa mendapat syafaat Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya mengucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Memberi syafaat kepada saya. Biarlah semua dedaunan itu bersaksi bahwa saya telah membacakan shalawat kepadanya." tambah nenek tua tersebut.

Sang kyai hanya mampu tertegun mendengarkan cerita nenek tersebut. Seakan tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya.

Perempuan tua yang hanya dari sebuah kampung itu, tidak saja telah mengamalkan dan mengungkapkan rasa cintanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam bentuknya yang tulus. Ia juga telah menunjukkan sifat kerendahan hati (tawadhdhu’) di hadapan manusia, dan tadharru’ (kerendahan diri ke Hadirat Tuhannya), serta pengakuan akan keterbatasan amal dihadapan Allah Subhanahu wata'ala

Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, yang amat luhur. Ia sadar bahwa dia tidak dapat hanya mengandalkan amalannya untuk dapat selamat di Akhirat kelak. Dia sangat bergantung pada Rahmat dari Rabb-nya

Dan siapa lagi yang menjadi rahmat di semesta alam ini selain Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam?

Karenanya, syafaat dari Rasulullah itulah yang sangat dia harapkan.

Subhanallah....
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa'ala ali Muhammad.

Kisah nyata ini dituturkan oleh salah satu Kyai di Madura, Bapak K.H. D. Zawawi Imron.