Selasa, 14 April 2020

KISAH SEBUAH MAKAM DI TURKI BERPINDAH KE MADINAH



Dikutip dari kitab "Karomatul Auliya Wa Thobaqotul Auliya' Dan Hilyatul Auliya"

Suatu ketika As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani Berkata; Dulu ada seorang tua di Turki yang hobinya membaca Al Qur'an, dari masa muda memang dia senang membaca Qur'an sampai dimasa tuanya. Namun ketika dia memasuki usia tua, dia mengalami kesulitan membaca dikarenakan kemampuan matanya sudah tidak seperti dulu lagi.

Lalu ia pun memiliki ide untuk menulis Al Qur'an dengan tangannya sendiri dan ingin menulis dengan huruf agak besar sesuai dengan yang dia inginkan, supaya ia bisa membaca Al Qur'an dengan jelas tanpa kesulitan sedikitpun. Akhirnya selesailah Al Qur'an hasil tulisan tangannya sendiri. Dan setiap hari ia membaca & membawa Al Qur'an itu kemana mana.

Suatu saat ketika dia hendak wafat, ia berpesan kepada anaknya, nanti bila ia wafat maka hendaklah Al Qur'an yang dibuat dengan tulisan tangannya sendiri itu di ikut sertakan kedalam jasadnya ke dalam kuburnya. Selang berapa lama ia pun wafat dan anaknya pun segera menunaikan wasiat ayahnya untuk memasukkan Al Qur'an itu kedalam kubur ayahnya bersama jasadnya pada saat pemakamannya.

Setelah berlalu satu tahun dari wafat ayahnya. Anaknya pun menunaikan ibadah haji. Dan saat anaknya berada di Madinah, anaknya berjalan-jalan ketempat perbelanjaan. Dan ia memasuki sebuah kedai kitab & kaligrafi di Madinah. Alangkah terkejut anaknya ketika melihat Al Qur'an yang ditulis ayahnya ada di kedai itu.

Ia pun bertanya kepada penjaga kedai itu sambil menunjukkan Al Qur'an itu kepada penjaga kedai: "Dari manakah al Qur'an ini didapat"?

Maka penjaga kedai itu Menjawab:
Saya mendapatkan al Qur'an itu dari seorang penggali kubur".

Anaknya berkata lagi :
Bisakah anda mempertemukan kepada saya penggali kubur tersebut".

Lalu penjaga kedai itu pun segera mempertemukannya dengan penggali kubur tersebut. Setelah bertemu dengan penggali kubur itu, anaknya tadi segera bertanya kepada penggali kubur.

Bagaimana anda bisa mendapatkan al Qur'an ini" (sambil menunjukkan Al Qur'an tulisan tangan ayahnya kepada penggali kubur tersebut).

Lalu penggali kubur itu berkata :
Saat saya menggali kubur untuk seseorang di Baqi' (pemakaman di Madinah), saya melihat sebuah jasad masih utuh dan di samping jasad itu ada sebuah Al Qur'an tulisan tangan persis dengan yang ada ditangan anda sekarang ini. 

Saya pun mengambilnya dan menyimpannya, dan suatu ketika saya butuh uang, karena saya butuh uang akhirnya saya menjualnya ke sebuah kedai".

Anaknya pun berkata lagi kepada penggali kubur: Bisakah anda menunjukkan kepada saya, dimana letak posisi makam dimana anda menemukan Al Qur'an ini. Dan kalau anda mau bisakah anda menggali makam tersebut untuk saya sekali saja, karena saya ingin melihat orang yang ada didalam makam tersebut".

Penggali kubur itu berkata: insyaa Alloh saya akan lakukan, bila itu yang anda minta"

Setelah penggalian dilakukan oleh si penggali kubur. Akhirnya tampaklah, ternyata memang jasad ayahnya yang berada di dalam kubur tersebut, sementara jasadnya dalam keadaan masih utuh. Anak itupun menangis melihat jasad ayahnya tersebut dan kagum dengan keajaiban tersebut. Padahal dia melihat sendiri saat pemakaman ayahnya itu di Turki setahun yang lalu. Dan bagaimana bisa makam ayahnya sekarang berada di Madinah.

Dan mengenai hal ini As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani berkata :

المَرْءُ مَعَ مَنْ اَحَبَّ
"Seseorang itu akan dikumpulkan bersama orang yang dia Cintai"

Baik di dunia, di alam kubur ataupun di akhirat nanti. Karena orang yang di dalam kubur tersebut mencintai Rosululloh Saw, maka Alloh mengumpulkan dia dengan Rosululloh Saw, baik secara dzohir ataupun secara batin. Dan menurut Imam Al Ghozali itu bukan suatu perkara yang sulit atau mustahil. Dan kejadian seperti itu memang sudah sering terjadi.

Subhanallah
Semoga Keluarga kita dan anak keturunan kita, Istiqomah dalam membaca Al-Qur'an, dan semoga Allah jadikan Keluarga kita menjadi keluarga yang Sholeh dan sholehah, Amiin.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ

Kamis, 09 April 2020

Doa Jumat


Bismillahirohmannirrohim..

Assalamuallaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh

Ya Allah..
Dihari Jumat yg penuh berkah ini, kami mohon padaMu Ya Allah.... 
Lindungilah keluarga kami, sanak saudara kami, sahabat kami, dan negara ini dari penyakit yg sedang melanda negri tercinta....
Angkat dan hilangkan lah penyakit dari tubuh kami semua, berikan kesembuhan, hanya Engkaulah Ya Allah Dzat Maha Penyembuh.
Hanya padaMu kami mohon pertolongan dan perlindungan dari segala macam mara bahaya..
Ya Allah..
 Ampunilah atas segala dosa dan khilaf kami, jadi kanlah kami hambaMu  yg selalu sabar menghadapi semua cobaan Mu.....
Aamiinn... Ya Rabbal Alamiinn..🤲🤲🤲😭😭😭🙏.

Selamat menunaikan Shalat Subuh.

Jumat, 03 April 2020

MENOLAK BAHAYA VIRUS CORONA DENGAN BERSEDEKAH



Musibah yang Allah turunkan kepada manusia disebabkan karena ulah dan dosa manusia. Hendaknya kita berusaha untuk mencari keridhaan Allah kembali.

Diantara petunjuk Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam dalam menolak musibah adalah dengan bersedekah, lebih utama lagi sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi

صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ.

“Sedekah secara sembunyi-sembunyi itu memadamkan KEMURKAAN Rabb (Allah).” [HR. Ath-Thabrani]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak pula karena kelahirannya, maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kepada Allah, bertakbir, sholat dan bersedekah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

Walau perintah bersedekah dalam hadits ini terkait dengan gerhana, akan tetapi makna hadits ini bersifat umum, yaitu anjuran bersedekah ketika menghadapi ancaman bahaya.

Asy-Syaikh Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullah berkata,

وفي الحديث دليل على استحباب الصدقة عند المخاوف لاستدفاع البلاء المحذور

“Dan dalam hadits ini terdapat dalil disunnahkannya bersedekah dalam keadaan-keadaan genting, untuk menolak bencana yang dikhawatirkan.” [Ihkamul Ahkam]

Semoga dengan bersedekah, Allah akan mengangkat wabah ini dan kita bisa kembali beribadah di rumah-Nya di bulan Ramadhan.
Aamin..

♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
Jazakumullahu khairan
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋

Selasa, 31 Maret 2020

Sadarkah anda, Hujan sebagai disinfektan gratis yg menakjubkan?


Ia mengalir vertikal dari langit ke tanah dengan membawa siraman tetesan air berlimpah, mengenai permukaan apa saja yang ditemuinya lalu menyeret partikel apa saja yang menempel di permukaan itu termasuk droplet virus.
Diseretnya mengalir menjauh ke permukaan yang lebih rendah dan masuk ke dalam tanah.

Hujan adalah jawaban Tuhan atas doa-doa kita yang kekurangan disinfektan untuk membersihkan lingkungan dari virus corona.

QS al-Furqan 48 dan al-Anfaal 11, hujan disebut sebagai al-ma' ath-thahur, air yang suci, bersih, mensucikan, membersihkan. Ilmuwan setuju hujan adalah hasil penyulingan di langit sehingga menjadi pembersih dan pembasmi kotoran terbaik yang mampu mensterilkan bumi yang tercemar. Semoga hujannya menghanyutkan semua virus....Aamiin yaa robbal aa'lamiin...🤲🤲🤲

Senin, 30 Maret 2020

MUNGKIN DOAMU.. SIAPAPUN DIRIMU!


Konon, 
analisa belakangan memperhitungkan:
pada pertengahan April 2020 mendatang,
jumlah positif Covid-19 akan menembus 500.000 orang
di negeri Zamrud Katulistiwa kita ini!

Semoga angka kematiannya 
tidak menembus 10 %.
Karena itu berarti: 50.000 jiwa!



Maka sudah berhari-hari ini,
seharusnya kita semua tersadar,
bahwa kita tidak punya daya apapun.
Bahwa kita tak punya kekuatan apapun.
Kita sekumpulan makhluk yang lemah
di hadapan keMahaPerkasaan-Nya...



Tiba-tiba teringatlah jiwa,
pada sebuah kisah klasik di zaman Salaf.

Kisah sesosok Tukang Sepatu di Kota Sang Nabi.
Sosoknya tiada dikenal oleh sesiapa.
Tapi di malam yang sungguh senyap itu,
ia datang bersimpuh menghamba pada Rabb segala hamba.
Kota Sang Nabi dalam paceklik yang berat.
Dan segenap penduduknya telah merintih pedih.
Tahun itu sungguh berat.
Hingga mereka pun menegakkan Istisqa’
demi turunnya hujan mengakhiri derita itu.
Tapi, rintihan Istisqa’ itu belum kunjung terkabulkan...

Hingga,
Sang Hamba dalam gelap itupun bersimpuh di sana.
Di hadap salah satu tiang Masjid Nabawi.
Menghamba sepenuh hati.
Bersujud sepenuh rindu.

“Duhai Rabbi, duhai Rabbi...
Segenap ahli kota Nabi-Mu ini telah memohon pada-Mu
agar Engkau sudi turunkan hujan untuk mereka.
Tapi Engkau belum turunkan itu untuk mereka...
Maka aku bersumpah atas Nama-Mu, duhai Rabbi,
Karuniakan hujanMu untuk mereka, ya Allah...”
Begitu Sang Hamba dalam gelap itu merintih.

Seorang tabi’in hebat, Muhammad bin al-Munkadir,
menjadi saksi doa “Sang Hamba dalam gelap” itu.
Tapi ia pun sempat bergumam:
“Majnun!” 
Yah, siapa pula Si “Hamba dalam gelap” itu
dibanding segenap penduduk Kota Sang Nabi?
Sedang doa mereka sahaja belum kunjung terkabulkan...

Tapi tiba-tiba, Muhammad bin al-Munkadir bertutur:
“...aku dengarkan suara guntur menggelegar!
Tidak lama kemudian,
hujan turun tak terkira lebatnya.
Lalu kudengar ia (Si Hamba dalam gelap itu) 
melantunkan segala puja dan puji tak terkira,
sambil berkata:
“Duhai, siapakah gerangan hamba ini, hingga Engkau kabulkan pintaku, Ya Allah?
Tapi hamba berlindung padaMu
dengan segenap pujian dan keMahabesaranMu...’”

Si “Hamba dalam gelap” itupun menghabiskan malam itu
dalam sujud-sujud yang panjang hingga subuh menjelang.
Seusai itu, ia keluar meninggalkan mesjid.
Lalu saat adzan berkumandang,
ia kembali datang ke Masjid Sang Nabi,
seakan  tak pernah hadir di sana samasekali.



Disingkatkan ceritanya:
Muhammad bin al-Munkadir penasaran sungguh hatinya.
Siapakah Si “Hamba dalam gelap” itu?
Disusurinya jejak Sang Hamba itu,
hingga ia pun tahu, “Si Hamba dalam gelap” itu
tak lebih dari seorang tukang sol sepatu.

Bahkan siapa namanya sekali pun,
tak pernah tercatat dalam lembar sejarah.
Karena saat ia tahu Muhammad bin al-Munkadir
mengetahui “kisah doanya” malam itu,
“Si Hamba dalam gelap” itu pun pergi menghilang:
entah ke mana... 



Maka di hari-hari yang semakin kabut ini,
mungkin engkaulah “Si Hamba dalam gelap” itu!

Aku tak pernah peduli tentang dirimu, Kawan:
meski engkau seorang pendosa yang merintih dalam dosa,
meski engkau seorang pengantar keliling yang jarang terlihat,
meski engkau seorang yang tak dikenang sebagai ahli ibadah.

Jangan remehkan dirimu.
Meski engkau seorang pendosa hina.
Karena engkau sedang berdoa
kepada Sang Maha Pengampun!

Jangan remehkan dirimu.
Meski kisahmu adalah kisah yang kelam.
Karena engkau sedang berdoa
kepada Sang Maha Penerima taubat hambaNya!



Hari-hari ini, doa-doamu adalah senjata kita semua,
mengetuk pintu langit,
membujuk Sang MahaTinggi,
agar melipur hati dan jiwa yang gelisah ini,
agar mengangkat musibah dan wabah ini,
agar melindungi segenap anak negeri ini,
agar menjaga para dokter, perawat dan segenap tenaga medis,
agar memperbaiki kepemimpinan di negeri ini,
agar akhirnya setiap hati terhidayahi di jalan bencana ini,
agar akhirnya –saat semua usai:
kita semua semakin menyadari
betapa berharganya kesempatan hidup ini
untuk menyemaikan kisah kebahagiaan abadi
dalam episode perjalanan kita di Ukhrawi...

Berdoalah, Kawan.
Berdoalah, Kawan.
Berdoalah, Kawan.
Jangan putus. Jangan berhenti.
Mungkin dari berjuta doa yang melesat,
Doamu-lah –yah, doamu, Kawan- yang menembus pintu langit...

Mungkin engkaulah “Si Hamba dalam gelap” itu...

Akhukum,
✍🏻 Muhammad Ihsan Zainuddin

♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
Jazakumullahu khairan

LELAKI YANG MERINDU MASJID


Salah satu hadits shahih "populer" yg sering kita dengar adalah 7 golongan yg akan dilindungi Allah SWT pada hari kiamat nanti, dimana salah satunya adalah " Rojulun Qolbuhu Mu'allaqun bil Masajid", yaitu laki-laki yg hatinya tergantung/terpaut pada masjid. 

Pada saat hari² ini, di mana kita diminta oleh ulama untuk tidak berkumpul di masjid dulu, baik sholat Jumat, pengajian maupun sholat berjamaah, untuk menghindari mafsadat penyebaran virus corona, maka dgn kesedihan kita belum bisa meramaikan masjid, sesungguhnya kita masih bisa berikhtiyar mendapatkan keutamaan sebagai " laki-laki yg hatinya terpaut di masjid". 

Betapa tidak, karena syarat utama disini adalah "hatinya" terpaut di masjid, meskipun dia tidak sedang berada di masjid. Bahkan dalam riwayat versi imam Malik ada redaksi tambahan : " idza khoroja minhu, hatta yauda ilaihi", ketika ia keluar dari masjid sampai ia kembali lagi ke masjid. Jadi, justru kerinduan kita akan masjid memang lebih diuji saat kita tidak sedang berada di masjid.

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menuliskan : artinya adalah kecintaan yg amat sangat terhadap masjid, dan komitmen berjamaah di dalamnya, tetapi tidak berarti maknanya adalah terus-terusan duduk berdiam di masjid.

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyamakan laki² ini bagaikan lentera yg digantungkan di masjid, secara isyarat bermakna hatinya komitmen terus menerus di masjid, meskipun fisiknya ada di luar masjid.

Dgn segala keterbatasan kita hari ini, meski secara fisik kita berjauhan dgn masjid, semoga hati kita terus terpaut dgn masjid, terus memikirkan dan merindukan bagaimana kembali memakmurkan masjid saat kondisi kembali normal. Kerinduan yg tulus, semoga berbuah ijabah dari Allah SWT.
Wallahu a'lam bisshowab 

✍🏻 Hatta Syamsuddin
Reposted by : @pesanpositifharian

Selasa, 24 Maret 2020

TUHAN MENGAJARKAN MELALUI CORONA


Karya : KH Mustofa Bisri

Vatikan sepi
Yerusalem sunyi
Tembok Ratapan dipagari
Paskah tak pasti
Ka'bah ditutup
Shalat Jumat dirumahkan
Umroh batal
Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.

Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh !

Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu

Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.

Ketika Corona datang,

Engkau dipaksa mencari Tuhan

Bukan di Basilika Santo Petrus
Bukan di Ka'bah.
Bukan di dalam gereja.
Bukan di masjid
Bukan di mimbar khotbah
Bukan di majels taklim
Bukan dalam misa Minggu
Bukan dalam sholat Jumat.

Melainkan,
Pada kesendirianmu

Pada mulutmu yang terkunci.

Pada hakikat yang senyap

Pada keheningan yang bermakna.

Corona mengajarimu,
Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian
Tuhan itu bukan (melulu) pada ritual
Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.

Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa.
Kecuali Tuhan itu sendiri !
Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar.
Tidak ada lagi sorak sorai memperdagangkan nama Tuhan.

Datangi, temui dan kenali DIA di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri.

Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri bersamaNya.

Sesungguhnya Kerajaan Tuhan ada dalam dirimu.

Qalbun mukmin baitullah.

Hati orang yang beriman adalah rumah Tuhan.

Biarlah hanya Tuhan yang ada.

Biarlah hanya nuranimu yang bicara.

Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh Tuhan melalui kejadian ini.

Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.

__
Jakarta 21 Maret 2020 ikhtiar dan bermunajat