Tampilkan postingan dengan label 10 Hari Terakhir Ramadan. Islam. Dakwah Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 10 Hari Terakhir Ramadan. Islam. Dakwah Islam. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Juni 2018

Mengakhiri Ramadhan dengan Kebaikan karena Amal itu Ditentukan Penutupnya


 Ramadhan akan meninggalkan kita. Berikut 4 (empat) nasehat emas para ulama salafuna's shalih, semoga bisa memotivasi kita untuk mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan dan menyambut hari berikutnya dengan lebih semangat lagi dalam memproduksi kebaikan.

Pertama:

قال ابن رجب رحمه الله تعالى (في "لطائف المعارف" 1/209) : "يا عباد الله إن شهر رمضان قد عزم على الرحيل ولم يبق منه إِلّا قليل فمن منكم أحسن فيه فعليه التمام ومن فرط فليختمه بالحسنى"

Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Wahai hamba-hamba Allah, sungguh bulan Ramadhan ini akan segera pergi dan tidaklah tersisa darinya kecuali sedikit. Maka barang siapa telah mengisinya dengan baik, hendaklah menyempurnakannya. Dan siapa yang maksimal mengisinya dengan baik, hendaklah ia mengakhirinya dengan (amal-amal) yang baik.”

Kedua:

قال ابن الجوزي رحمه الله :
"إن الخيل إذا شارفت نهاية المضمار بذلت قصارى جهدها لتفوز بالسباق، فلا تكن الخيل أفطن منك! فإن الأعمال بالخواتيم، فإنك إذا لم تحسن الاستقبال لعلك تحسن الوداع…"

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kuda pacu apabila sudah mendekati garis finish, ia akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenangkan lomba. Maka jangan sampai anda kalah cerdas dari kuda, karena sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya. Jika anda belum menyambut Ramadhan dengan baik, paling tidak, anda dapat melepasnya dengan baik.”

Ketiga:

وقال ابن تيمية رحمه الله:
"العبرة بكمال النهايات لا بنقص البدايات"

Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Yang menjadi tolak ukur (penentuan) adalah kesempurnaan di akhir amalan, bukan kekurangan di awalnya.”

Keempat:

وقال الحسن البصري رحمه الله: أحسن فيما بقي يغفر لك ما مضى، فاغتنم ما بقي فلا تدري متى تدرك رحمة الله…
Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Perbaiki (perbaguslah) yang tersisa, maka Allah akan mengampuni apa yang telah lalu. Manfaatkan hari yang masih tersisa, karena anda tidak tahu kapan meraih rahmat Allah. (Bisa jadi di hari-hari akhir Ramadhan ini).”

اللهم اختم لنا شهر رمضان برضوانك والعتق من نيرانك.. 
اللهم أعد إلينا رمضان سنوات عديدة
آمين يارب العالمين
"Ya Allah tutuplah bulan Ramadhan bagi kami dengan keridhoan-Mu dan pembebasan dari neraka-Mu. Ya Allah kembalikan Ramadhan kepada kami di tahun- tahun mendatang"

Semoga penghujung Ramadhan menjadi ajang bagi kita menyempurnakan kebaikan. Dan semoga kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan berikutnya. Aamiin …
تقبل الله منا ومنكم

Senin, 11 Juni 2018

Hikmah Dirahasiakannya Lailatul Qadar



ليْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

✍Lailatul qadar adalah malam yang ditetapkan Allah sebagai keutamaan bagi umat Islam. 
Ada dua pengertian mengenai maksud malam tersebut. Pertama, lailatul qadar adalah malam kemuliaan. Kedua, lailatul qadar adalah waktu ditetapkannya takdir tahunan. Kedua makna ini adalah maksud dari lailatul qadar.

Lailatul qadar adalah waktu penetapan takdir sebagaimana disebutkan dalam ayat,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad Dukhon: 4). 

Qotadah berkata, “Yang dimaksud adalah pada malam lailatul qadar ditetapkan takdir tahunan.”  (Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an, 13: 132)

Keberadaan Lailatul Qadar dirahasiakan oleh Allah dengan hikmah yang dikehendaki-Nya. Agar para hamba bersungguh-sungguh beribadah di setiap malam, dengan harapan agar mendapatkan Lailatul Qadar. 
Bagi siapa yang meyakini bahwa Lailatul Qadar ada pada malam tertentu, maka ia akan menghidupkan malam tersebut dengan ibadah. 
Dan bagi siapa yang ingin memastikan dirinya mendapatkan malam tersebut, hendaknya ia mencurahkan semua waktunya untuk beribadah kepada-Nya sepanjang bulan Ramadhan sebagai bentuk syukur kepada-Nya dan membenarkan janji-Nya.

Inilah hikmah utama dirahasiakannya Lailatul Qadar. Dan inilah yang disyaratkan dalam sabda Nabi صلى الله عليه وسلم,

خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ وَإِنَّهَا رُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ

"Sesungguhnya aku telah keluar untuk memberitahu kepada kalian (kapan Lailatul Qadar itu). Tetapi (di tengah jalan) aku bertemu dengan fulan dan fulan yang sedang bertengkar, sehingga aku terlupa kapan malam itu. Semoga ini lebih baik bagi kalian. Oleh karena itu, carilah malam tersebut pada (malam) kesembilan, ketujuh, dan kelima (dari sepuluh hari terakhir)." (HR. Al-Bukhari).

Dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh menghidupkan malam 10 akhir dari Ramadhan, dia pasti mendapatkan Lailatul Qodar sebagaimana perintah Nabi صلى الله عليه وسلم,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”[HR Bukhory, Muslim]

Siapapun yang menghidupkan malam itu dengan amal kebaikan, maka dilipat gandakan pahalanya lebih baik baik dari 1000 bulan, lebih baik dibanding 83 tahun, baik dia mengetahui tanda malam itu atau tidak.
Wallahu a'lam.

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

      ✒📚✏...