Selasa, 31 Maret 2020
Sadarkah anda, Hujan sebagai disinfektan gratis yg menakjubkan?
Ia mengalir vertikal dari langit ke tanah dengan membawa siraman tetesan air berlimpah, mengenai permukaan apa saja yang ditemuinya lalu menyeret partikel apa saja yang menempel di permukaan itu termasuk droplet virus.
Diseretnya mengalir menjauh ke permukaan yang lebih rendah dan masuk ke dalam tanah.
Hujan adalah jawaban Tuhan atas doa-doa kita yang kekurangan disinfektan untuk membersihkan lingkungan dari virus corona.
QS al-Furqan 48 dan al-Anfaal 11, hujan disebut sebagai al-ma' ath-thahur, air yang suci, bersih, mensucikan, membersihkan. Ilmuwan setuju hujan adalah hasil penyulingan di langit sehingga menjadi pembersih dan pembasmi kotoran terbaik yang mampu mensterilkan bumi yang tercemar. Semoga hujannya menghanyutkan semua virus....Aamiin yaa robbal aa'lamiin...🤲🤲🤲
Senin, 30 Maret 2020
MUNGKIN DOAMU.. SIAPAPUN DIRIMU!
Konon,
analisa belakangan memperhitungkan:
pada pertengahan April 2020 mendatang,
jumlah positif Covid-19 akan menembus 500.000 orang
di negeri Zamrud Katulistiwa kita ini!
Semoga angka kematiannya
tidak menembus 10 %.
Karena itu berarti: 50.000 jiwa!
*
Maka sudah berhari-hari ini,
seharusnya kita semua tersadar,
bahwa kita tidak punya daya apapun.
Bahwa kita tak punya kekuatan apapun.
Kita sekumpulan makhluk yang lemah
di hadapan keMahaPerkasaan-Nya...
*
Tiba-tiba teringatlah jiwa,
pada sebuah kisah klasik di zaman Salaf.
Kisah sesosok Tukang Sepatu di Kota Sang Nabi.
Sosoknya tiada dikenal oleh sesiapa.
Tapi di malam yang sungguh senyap itu,
ia datang bersimpuh menghamba pada Rabb segala hamba.
Kota Sang Nabi dalam paceklik yang berat.
Dan segenap penduduknya telah merintih pedih.
Tahun itu sungguh berat.
Hingga mereka pun menegakkan Istisqa’
demi turunnya hujan mengakhiri derita itu.
Tapi, rintihan Istisqa’ itu belum kunjung terkabulkan...
Hingga,
Sang Hamba dalam gelap itupun bersimpuh di sana.
Di hadap salah satu tiang Masjid Nabawi.
Menghamba sepenuh hati.
Bersujud sepenuh rindu.
“Duhai Rabbi, duhai Rabbi...
Segenap ahli kota Nabi-Mu ini telah memohon pada-Mu
agar Engkau sudi turunkan hujan untuk mereka.
Tapi Engkau belum turunkan itu untuk mereka...
Maka aku bersumpah atas Nama-Mu, duhai Rabbi,
Karuniakan hujanMu untuk mereka, ya Allah...”
Begitu Sang Hamba dalam gelap itu merintih.
Seorang tabi’in hebat, Muhammad bin al-Munkadir,
menjadi saksi doa “Sang Hamba dalam gelap” itu.
Tapi ia pun sempat bergumam:
“Majnun!”
Yah, siapa pula Si “Hamba dalam gelap” itu
dibanding segenap penduduk Kota Sang Nabi?
Sedang doa mereka sahaja belum kunjung terkabulkan...
Tapi tiba-tiba, Muhammad bin al-Munkadir bertutur:
“...aku dengarkan suara guntur menggelegar!
Tidak lama kemudian,
hujan turun tak terkira lebatnya.
Lalu kudengar ia (Si Hamba dalam gelap itu)
melantunkan segala puja dan puji tak terkira,
sambil berkata:
“Duhai, siapakah gerangan hamba ini, hingga Engkau kabulkan pintaku, Ya Allah?
Tapi hamba berlindung padaMu
dengan segenap pujian dan keMahabesaranMu...’”
Si “Hamba dalam gelap” itupun menghabiskan malam itu
dalam sujud-sujud yang panjang hingga subuh menjelang.
Seusai itu, ia keluar meninggalkan mesjid.
Lalu saat adzan berkumandang,
ia kembali datang ke Masjid Sang Nabi,
seakan tak pernah hadir di sana samasekali.
*
Disingkatkan ceritanya:
Muhammad bin al-Munkadir penasaran sungguh hatinya.
Siapakah Si “Hamba dalam gelap” itu?
Disusurinya jejak Sang Hamba itu,
hingga ia pun tahu, “Si Hamba dalam gelap” itu
tak lebih dari seorang tukang sol sepatu.
Bahkan siapa namanya sekali pun,
tak pernah tercatat dalam lembar sejarah.
Karena saat ia tahu Muhammad bin al-Munkadir
mengetahui “kisah doanya” malam itu,
“Si Hamba dalam gelap” itu pun pergi menghilang:
entah ke mana...
*
Maka di hari-hari yang semakin kabut ini,
mungkin engkaulah “Si Hamba dalam gelap” itu!
Aku tak pernah peduli tentang dirimu, Kawan:
meski engkau seorang pendosa yang merintih dalam dosa,
meski engkau seorang pengantar keliling yang jarang terlihat,
meski engkau seorang yang tak dikenang sebagai ahli ibadah.
Jangan remehkan dirimu.
Meski engkau seorang pendosa hina.
Karena engkau sedang berdoa
kepada Sang Maha Pengampun!
Jangan remehkan dirimu.
Meski kisahmu adalah kisah yang kelam.
Karena engkau sedang berdoa
kepada Sang Maha Penerima taubat hambaNya!
*
Hari-hari ini, doa-doamu adalah senjata kita semua,
mengetuk pintu langit,
membujuk Sang MahaTinggi,
agar melipur hati dan jiwa yang gelisah ini,
agar mengangkat musibah dan wabah ini,
agar melindungi segenap anak negeri ini,
agar menjaga para dokter, perawat dan segenap tenaga medis,
agar memperbaiki kepemimpinan di negeri ini,
agar akhirnya setiap hati terhidayahi di jalan bencana ini,
agar akhirnya –saat semua usai:
kita semua semakin menyadari
betapa berharganya kesempatan hidup ini
untuk menyemaikan kisah kebahagiaan abadi
dalam episode perjalanan kita di Ukhrawi...
Berdoalah, Kawan.
Berdoalah, Kawan.
Berdoalah, Kawan.
Jangan putus. Jangan berhenti.
Mungkin dari berjuta doa yang melesat,
Doamu-lah –yah, doamu, Kawan- yang menembus pintu langit...
Mungkin engkaulah “Si Hamba dalam gelap” itu...
Akhukum,
✍🏻 Muhammad Ihsan Zainuddin
♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
Jazakumullahu khairan
LELAKI YANG MERINDU MASJID
Salah satu hadits shahih "populer" yg sering kita dengar adalah 7 golongan yg akan dilindungi Allah SWT pada hari kiamat nanti, dimana salah satunya adalah " Rojulun Qolbuhu Mu'allaqun bil Masajid", yaitu laki-laki yg hatinya tergantung/terpaut pada masjid.
Pada saat hari² ini, di mana kita diminta oleh ulama untuk tidak berkumpul di masjid dulu, baik sholat Jumat, pengajian maupun sholat berjamaah, untuk menghindari mafsadat penyebaran virus corona, maka dgn kesedihan kita belum bisa meramaikan masjid, sesungguhnya kita masih bisa berikhtiyar mendapatkan keutamaan sebagai " laki-laki yg hatinya terpaut di masjid".
Betapa tidak, karena syarat utama disini adalah "hatinya" terpaut di masjid, meskipun dia tidak sedang berada di masjid. Bahkan dalam riwayat versi imam Malik ada redaksi tambahan : " idza khoroja minhu, hatta yauda ilaihi", ketika ia keluar dari masjid sampai ia kembali lagi ke masjid. Jadi, justru kerinduan kita akan masjid memang lebih diuji saat kita tidak sedang berada di masjid.
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menuliskan : artinya adalah kecintaan yg amat sangat terhadap masjid, dan komitmen berjamaah di dalamnya, tetapi tidak berarti maknanya adalah terus-terusan duduk berdiam di masjid.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyamakan laki² ini bagaikan lentera yg digantungkan di masjid, secara isyarat bermakna hatinya komitmen terus menerus di masjid, meskipun fisiknya ada di luar masjid.
Dgn segala keterbatasan kita hari ini, meski secara fisik kita berjauhan dgn masjid, semoga hati kita terus terpaut dgn masjid, terus memikirkan dan merindukan bagaimana kembali memakmurkan masjid saat kondisi kembali normal. Kerinduan yg tulus, semoga berbuah ijabah dari Allah SWT.
Wallahu a'lam bisshowab
✍🏻 Hatta Syamsuddin
Reposted by : @pesanpositifharian
Selasa, 24 Maret 2020
TUHAN MENGAJARKAN MELALUI CORONA
Vatikan sepi
Yerusalem sunyi
Tembok Ratapan dipagari
Paskah tak pasti
Ka'bah ditutup
Shalat Jumat dirumahkan
Umroh batal
Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.
Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh !
Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu
Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.
Ketika Corona datang,
Engkau dipaksa mencari Tuhan
Bukan di Basilika Santo Petrus
Bukan di Ka'bah.
Bukan di dalam gereja.
Bukan di masjid
Bukan di mimbar khotbah
Bukan di majels taklim
Bukan dalam misa Minggu
Bukan dalam sholat Jumat.
Melainkan,
Pada kesendirianmu
Pada mulutmu yang terkunci.
Pada hakikat yang senyap
Pada keheningan yang bermakna.
Corona mengajarimu,
Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian
Tuhan itu bukan (melulu) pada ritual
Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.
Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa.
Kecuali Tuhan itu sendiri !
Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar.
Tidak ada lagi sorak sorai memperdagangkan nama Tuhan.
Datangi, temui dan kenali DIA di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri.
Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri bersamaNya.
Sesungguhnya Kerajaan Tuhan ada dalam dirimu.
Qalbun mukmin baitullah.
Hati orang yang beriman adalah rumah Tuhan.
Biarlah hanya Tuhan yang ada.
Biarlah hanya nuranimu yang bicara.
Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh Tuhan melalui kejadian ini.
Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.
__
Jakarta 21 Maret 2020 ikhtiar dan bermunajat
Jumat, 20 Maret 2020
SISI POSITIF CORONA VIRUS
Tidak ada didunia ini yang terjadi kebetulan. Semua ada tujuan dan hikmah.
Kira-kira apa hikmah dibalik pandemik Corona virus ini?
1. Corona menutup bar, klub malam, rumah bordil, kasino dan tempat-tempat orang biasa bermaksiat.
2. Corona menurunkan suku bunga bank yang mencekik leher.
3. Membawa keluarga bersama kembali dalam rumah dan melakukan aktivitas rumah bersama.
4. Menghentikan orang memakan hewan mati dan terlarang
5. Memindahkan alokasi anggaran militer menjadi anggaran perawatan kesehatan
6. Negara-negara Arab telah melarang shisha.
8. Corona melemahkan para diktator dunia yang selama ini sombong luar biasa.
9. Corona membungkam kesombongan negara yang mengangap dirinya paling hebat dan tak terkalahkan.
9. Manusia banyak berdoa dan berharap padaNya dan tidak semata-mata mengandalkan sains dan teknologi.
10. Memaksa negara memperhatikan rakyatnya.
11. Memperlihatkan betapa bergunanya wudhu paling tidak lima kali dalam sehari.
12. Mengajarkan manusia bagaimana bersin, menguap dan batuk seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW kita lebih dari 1400 tahun yang lalu.
13. Coronavirus sekarang membuat kita tinggal di rumah dan hidup sederhana.
14. Corona mengajarkan bagaimana satu saja tentara ALLAH, yaitu virus kecil yang berukuran 150 nano bisa mengalahkan 7 milyar manusia yang hidup dibumi yang luasnya ratusan juta hektar.
15. Memberi kesempatan kita untuk melihat bahwa mati itu nyata dan dekat dengan kita.
16. Mengajar kita tidak gampang bersentuhan dengan yang bukan muhrim.
17. Mengajar kita tidak jajan dan makan sembarangan diluar.
18. Membangunkan kita pada kenyataan dan memberi kita kesempatan untuk meminta pengampunan dan bantuan-Nya.
19. Semua yang kita miliki adalah milik ALLAH dan ALLAH bisa ambil kapan saja.
20. Dan banyak lagi hikmah...
Percayalah, ALLAH menurunkan sesuatu dengan hikmah. Ada pelajaran besar dalam hal ini bagi mereka yang bijaksana dan arif untuk melihat.
🙏🙏🙏
Kamis, 19 Maret 2020
*DKM Masjid Al-Babussalam*
Jakarta, 19 Maret
2020
╔•◎•◎❀══════════════╗
*P E N G U M U M A N*
╚══════════════❀◎•◎•╝
*MASJID BABUSSALAM*
Jl Bunga Rampai V
Blok 22 RT.016 RW.09
Kel. Malaka Ter Jaya
Kec. Duren Sawit
Jakarta Timur 13460
*Bismillah*
_Assalamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh_
Sehubungan dengan
himbauan dari pemerintah provinsi DKI Jakarta, Fatwa MUI dan Dewan Fatwa Al
Irsyad terkait wabah virus COVID-19 yakni untuk menunda dan menghentikan
kegiatan yang melibatkan orang banyak, maka bersama ini kami selaku pengurus
UPK Masjid Babussalam Malaka Jaya memutuskan :
1. Untuk kegiatan *Sholat Jumat* *ditiadakan*
sampai 2 pekan kedepan dan para jamaah melakukan sholat dhuhur di rumah
masing-masing
2. Selanjutnya
Sholat Fardhu tetap di laksanakan di Masjid namun menggunakan satu pintu
masuk/keluar yaitu pintu sebelah *Timur*
3. *KISAH (Kajian Islam Ahad)* ba'da Subuh dan
ba'da Maghrib serta *Kajian Tahsin*
sementara diliburkan untuk 2 pekan kedepan
Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa melindungi kita
semua dari wabah penyakit dan musibah lainnya.
_Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh_
Hormat kami,
*Ketua UPK Masjid Babussalam Malaka Jaya*
*_Suci Riyadi_*
Rabu, 04 Maret 2020
SEMOGA MENDAPAT PAHALA SYAHID, ORANG BERIMAN YANG MENINGGAL KARENA VIRUS CORONA
RENUNGAN PAGI 🌅
SEMOGA MENDAPAT PAHALA SYAHID, ORANG BERIMAN YANG MENINGGAL KARENA VIRUS CORONA
>> Apakah menyikapi Virus Corona sama dengan menyikapi wabah Thaun?
Virus Corona yang muncul dengan jenis baru (2019-nCoV), yang sampai sekarag para ahli medis belum mampu menemukan obat dan vaksinnya, dapat disikapi sebagaimana dengan wabah thaun.
Kenapa? Karena thaun merupakan jenis penyakit yang sangat mematikan, dapat menular dan membinasakan manusia.
Nabi ﷺ menjelaskan beberapa kondisi yang menyebabkan seorang mendapat pahala mati syahid. Di antaranya adalah mati karena wabah penyakit thaun.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ
“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid.
Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah, dia syahid
Siapa yang mati karena wabah penyakit Thaun, dia syahid.
Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid.
Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” [HR. Muslim 1915]
Dalam hadis dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ juga menjelaskan:
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh:
• Mati karena thaun, syahid,
• Mati karena tenggelam, syahid,
• Mati karena sakit tulang rusuk, syahid,
• Mati karena sakit perut, syahid,
• Mati karena terbakar, syahid,
• Mati karena tertimpa benda keras, syahid,
• Wanita yang mati karena melahirkan, syahid.” [HR. Abu Daud 3111 dan disahihkan Al-Albani]
Selama ini kita mengenal mati syahid hanya bisa diraih dengan gugur di medan perang fi sabilillah. Ternyata ada sebab lain yang menyebabkan seorang mendapatkan pahala mati syahid, yaitu musibah-musibah yang disebutkan dalam hadis di atas. Namun mereka yang mati syahid bukan karena perang (jihad), disebut sebagai syahid secara hukum, BUKAN syahid secara hakikat. Artinya, di dunia diperlakukan seperti jenazah umumnya, namun di Akhirat dia dihukumi syahid.
Al-Hafidz Al-Aini menjelaskan makna hadis di atas:
“Mereka mendapat status syahid secara hukum, bukan hakiki. Ini karunia Allah untuk umat ini, Dia menjadikan musibah yang dialami umat ini sebagai pembersih dosa mereka, penambah pahala, bahkan sampai mengantarkan mereka derajat para syuhada hakiki.” [Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/180]
Sumber:Konsultasisyariah
♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
Jazakumullahu khairan
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋
💡 Ingin mendapatkan kiriman:
♻ Renungan Pagi
♻ Tadabbur Al Quran
♻ Poster Dakwah
♻ Video Nasihat
💠 Daftarkan dalam broadcast dakwah :
Nama-asal-No.WA ke : 081394400166
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋
Kami mengajak kepada para dermawan untuk menjadi DONATUR TETAP dalam kelancaran Program Markaz Tahfizhul Quran AMT :
🔘 Daurah 40 Hari Menghafal Al Quran
🔘 Program Takhassus Tahfizhul Quran dan Bahasa Arab (PROTTAB)
🔘 AMT Channel
🔘 BUKA PUASA SUNNAH
🔘 ORANG TUA ASUH PENGHAFAL AL QURAN
🏧 Donasi Program Markaz Tahfizh AMT:
BANK SYARIAH MANDIRI
NO.REK.7055667084 (KODE BANK 451)
AN.DAURAH QURAN AMT
Konfirmasi Donasi : 08124215512
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋
[Al Quran Memorization Training Centre Indonesia]
SEMOGA MENDAPAT PAHALA SYAHID, ORANG BERIMAN YANG MENINGGAL KARENA VIRUS CORONA
>> Apakah menyikapi Virus Corona sama dengan menyikapi wabah Thaun?
Virus Corona yang muncul dengan jenis baru (2019-nCoV), yang sampai sekarag para ahli medis belum mampu menemukan obat dan vaksinnya, dapat disikapi sebagaimana dengan wabah thaun.
Kenapa? Karena thaun merupakan jenis penyakit yang sangat mematikan, dapat menular dan membinasakan manusia.
Nabi ﷺ menjelaskan beberapa kondisi yang menyebabkan seorang mendapat pahala mati syahid. Di antaranya adalah mati karena wabah penyakit thaun.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ
“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid.
Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah, dia syahid
Siapa yang mati karena wabah penyakit Thaun, dia syahid.
Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid.
Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” [HR. Muslim 1915]
Dalam hadis dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ juga menjelaskan:
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh:
• Mati karena thaun, syahid,
• Mati karena tenggelam, syahid,
• Mati karena sakit tulang rusuk, syahid,
• Mati karena sakit perut, syahid,
• Mati karena terbakar, syahid,
• Mati karena tertimpa benda keras, syahid,
• Wanita yang mati karena melahirkan, syahid.” [HR. Abu Daud 3111 dan disahihkan Al-Albani]
Selama ini kita mengenal mati syahid hanya bisa diraih dengan gugur di medan perang fi sabilillah. Ternyata ada sebab lain yang menyebabkan seorang mendapatkan pahala mati syahid, yaitu musibah-musibah yang disebutkan dalam hadis di atas. Namun mereka yang mati syahid bukan karena perang (jihad), disebut sebagai syahid secara hukum, BUKAN syahid secara hakikat. Artinya, di dunia diperlakukan seperti jenazah umumnya, namun di Akhirat dia dihukumi syahid.
Al-Hafidz Al-Aini menjelaskan makna hadis di atas:
“Mereka mendapat status syahid secara hukum, bukan hakiki. Ini karunia Allah untuk umat ini, Dia menjadikan musibah yang dialami umat ini sebagai pembersih dosa mereka, penambah pahala, bahkan sampai mengantarkan mereka derajat para syuhada hakiki.” [Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/180]
Sumber:Konsultasisyariah
♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
Jazakumullahu khairan
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋
💡 Ingin mendapatkan kiriman:
♻ Renungan Pagi
♻ Tadabbur Al Quran
♻ Poster Dakwah
♻ Video Nasihat
💠 Daftarkan dalam broadcast dakwah :
Nama-asal-No.WA ke : 081394400166
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋
Kami mengajak kepada para dermawan untuk menjadi DONATUR TETAP dalam kelancaran Program Markaz Tahfizhul Quran AMT :
🔘 Daurah 40 Hari Menghafal Al Quran
🔘 Program Takhassus Tahfizhul Quran dan Bahasa Arab (PROTTAB)
🔘 AMT Channel
🔘 BUKA PUASA SUNNAH
🔘 ORANG TUA ASUH PENGHAFAL AL QURAN
🏧 Donasi Program Markaz Tahfizh AMT:
BANK SYARIAH MANDIRI
NO.REK.7055667084 (KODE BANK 451)
AN.DAURAH QURAN AMT
Konfirmasi Donasi : 08124215512
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋
[Al Quran Memorization Training Centre Indonesia]
Langganan:
Postingan (Atom)